IHSG ditutup melemah seiring “wait and see" shutdown Pemerintah AS
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup melemah seiring pelaku pasar bersikap wait and see terhadap shutdown (penutupan) Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup melemah seiring pelaku pasar bersikap wait and see terhadap shutdown (penutupan) Pemerintah Amerika Serikat (AS).
IHSG ditutup melemah 62,18 atau 0,77 persen ke posisi 8.061,06. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,47 poin atau 1,06 persen ke posisi 793,98.
“Pelaku pasar menaruh perhatian di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kemungkinan shutdown (penutupan) Pemerintah AS, dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed lebih lanjut,” ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Penutupan (shutdown) pemerintah merupakan situasi pada saat Kongres AS gagal menyepakati anggaran belanja yang diperlukan.
Pada Senin (29/09), pembicaraan antara Presiden AS Donald Trump dan para pemimpin Kongres berakhir tanpa kesepakatan mengenai pendanaan jangka pendek, yang meningkatkan risiko shutdown.
Apabila tidak tercapai kesepakatan, shutdown akan dimulai pada Rabu (01/10), yang berpotensi menunda rilis data ekonomi utama, termasuk laporan penggajian non-pertanian September 2025.
Menambah kekhawatiran pasar, tarif baru AS untuk truk berat, obat-obatan yang dipatenkan, serta barang-barang lainnya akan mulai berlaku pada awal Oktober 2025.
Di sisi lain, pelaku pasar juga memantau kebijakan moneter The Fed, yang mana para petinggi The Fed tampaknya berhati-hati dalam menyikapi suku bunga acuannya.
Presiden Federal Reserve Cleveland Beth Hammack menekankan pentingnya menjaga kebijakan moneter yang ketat guna mengendalikan laju inflasi.
Sementara, Presiden Federal Reserve St. Louis Alberto Musale menyatakan kesiapan untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga lebih lanjut, namun tetap menginginkan tingkat suku bunga berada di level yang cukup tinggi agar inflasi yang masih sekitar satu persen di atas target 2 persen dapat ditekan secara efektif.
Dari kawasan Asia, National Bureau of Statistics (NBS) menyampaikan PMI Manufaktur China naik menjadi 49,8 pada September 2025, dari sebelumnya 49,4 pada Agustus 2025, juga melampaui perkiraan sebesar 49,7.
Data itu menunjukkan aktivitas manufaktur menunjukkan sedikit perbaikan pada September, dengan PMI sedikit lebih tinggi tetapi tetap berkontraksi dan data resmi menunjukkan kontraksi yang lebih kecil dari perkiraan pada bulan September.
Dari dalam negeri, pelaku pasar dibayangi aksi jual (net sell) investor asing. Bank Indonesia (BI) mencatat sepanjang pekan keempat September 2025 arus modal asing keluar sebesar Rp2,71 triliun .
Keluarnya dana asing meningkatkan premi risiko investasi di Indonesia, sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada sikap pelaku pasar yang khawatir terhadap stabilitas keuangan dalam negeri dan ketahanan eksternal Indonesia di tengah kondisi global yang masih menghadapi tekanan.
Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor menguat yaitu dipimpin sektor properti yang menguat sebesar 0,51 persen, diikuti oleh sektor energi yang naik sebesar 0,12 persen.
Sedangkan sembilan sektor melemah yaitu sektor transportasi & logistik turun paling dalam turun sebesar 1,78 persen, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor teknologi yang masing-masing turun sebesar 1,62 persen dan 1,29 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu OILS, ERTX, RMKO, ASLI, dan KAQI. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni CSMI, PSDN, TOSK, PEVE dan COCO.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.582.420 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 57,12 miliar lembar saham senilai Rp27,29 triliun. Sebanyak 280 saham naik, 396 saham menurun, dan 122 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 108,75 poin atau 0,24 persen ke 44.935,00, indeks Hang Seng menguat 232,68 poin atau 0,87 persen ke 26.855,56, indeks Shanghai menguat 20,25 poin atau 0,52 persen ke 3.882,78, dan indeks Strait Times menguat 18,68 poin atau 0,44 persen ke 4.288,66.