Proyeksi C-Suite 2026: Era baru yang lebih optimistis, disiplin dan didukung AI

Sebanyak 95% para CEO bisnis optimistis terhadap kondisi bisnis pada tahun 2026 dan 84% di antaranya memperkirakan kondisi bisnis akan mengalami peningkatan, terlepas dari ketidakpastian ekonomi saat ini.

Update: 2025-12-17 14:20 GMT

Sumber foto: Rizkia/elshinta.com.

Elshinta Peduli

Sebanyak 95% para CEO bisnis optimistis terhadap kondisi bisnis pada tahun 2026 dan 84% di antaranya memperkirakan kondisi bisnis akan mengalami peningkatan, terlepas dari ketidakpastian ekonomi saat ini. Meskipun optimisme meningkat, 100% responden CEO menyatakan pengendalian biaya menjadi hal penting untuk menjaga kesuksesan di 2026, dengan adanya pemangkasan anggaran oleh CFO sebesar rerata 10%.


Para pemimpin bisnis memanfaatkan AI dan mengimplementasikan kerja fleksibel untuk memangkas biaya dan mendorong pertumbuhan bisnis.

 

Para pemimpin bisnis dunia diperkirakan akan memasuki tahun 2026 dengan keyakinan yang lebih kuat. Menurut laporan “State of the C-Suite” terbaru dari International Workplace Group (IWG), 95% CEO merasa optimis dengan kondisi bisnis di tahun 2026 dan 84% di antaranya memperkirakan kondisi ekonomi global akan membaik, setelah di tahun 2025 yang diliputi fluktuasi ekonomi dan kehati-hatian bisnis.

 

Optimisme yang tumbuh ini berjalan seiring dengan eksekusi yang terarah dan disiplin. Riset terbaru dari IWG – penyedia solusi ruang kerja hibrida terbesar di dunia yang menaungi brand seperti Spaces dan Regus – menunjukkan bahwa seluruh CEO (100%) menilai pengendalian biaya sebagai prioritas utama. Sementara di waktu yang bersamaan, para CFO bisnis telah melakukan pemangkasan anggaran sebesar rerata 10%.

Elshinta Peduli

Untuk menekan biaya, para pemimpin bisnis kini semakin mengandalkan teknologi AI dan solusi kerja fleksibel guna meningkatkan efisiensi operasional. Pendekatan ini dinilai membuka ruang bagi perusahaan untuk mengalihkan investasi ke area bisnis yang lebih strategis. Hasilnya, penerapan AI berpotensi memangkas biaya operasional hingga 20-40%, sementara model kerja fleksibel dapat mengurangi pengeluaran fasilitas hingga 55%* -- sebuah kombinasi yang efektif untuk mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

 

Selain efisiensi biaya, empat dari lima eksekutif senior (83%) menegaskan bahwa investasi pada AI/otomatisasi (82%) dan produktivitas (82%) akan menjadi fokus utama pada 2026. AI juga terbukti memberikan dorongan signifikan terhadap produktivitas; riset IWG sebelumnya menunjukkan bahwa 78% pekerja merasakan penghematan waktu berkat AI rerata 55 menit per hari, setara hampir satu hari kerja tambahan setiap minggunya.

 

Selanjutnya, perusahaan dari berbagai skala kini memberikan keleluasaan bagi karyawan untuk bekerja dari berbagai lokasi, mulai dari ruang kerja dekat rumah, kantor pusat, hingga kerja dari rumah (work from home). Hal ini bukan sekadar merupakan perubahan pola kerja, melainkan pergeseran struktural akan bagaimana nila ekonomi dihasilkan. Sebuah era ketika karyawan harus selalu hadir di kantor pusat telah berlalu. Kemajuan teknologi telah mengubah dinamika tersebut dan menghapus kebutuhan akan perjalanan panjang dan mahal untuk ke kantor setiap hari. 

Memasuki 2026, fokus bisnis akan bergeser menjadi “Work from Office Locations” – namun bukan lagi sekadar “Office” – dengan 83% CEO kini memberi fleksibilitas bagi tim mereka untuk bekerja dari berbagai titik. Alasan utamanya mencakup perjalanan yang lebih singkat (43%), akses ke talenta yang lebih luas (37%), preferensi dan kesejahteraan karyawan (37%), peningkatan produktivitas (37%), serta kemampuan untuk menyewa kantor atau ruang kerja bersama di lokasi dengan biaya sewar uang yang lebih rendah (37%). Di tahun yang sama, sebanyak 56% CEO berencana beralih ke sewa jangka pendek atau menggunakan solusi co-working atau keanggotaan jaringan ruang kerja fleksibel (54%).  

“Pilihan antara bekerja dari rumah atau dari kantor kini tidak lagi bersifat hitam-putih,” kata Mark Dixon, Founder & CEO International Workplae Group seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Rizkia, Rabu (17/12). 

“Dengan mengurangi perjalanan harian yang mahal menuju kantor yang jauh dan memungkinkan orang bekerja lebih dekat dari tempat tinggal atau lokasi yang mereka pilih, para pemimpin bisnis dapat menekan biaya operasional, meningkatkan produktivitas karyawan, serta memperkuat kepuasan serta retensi karyawan, dan pada akhirnya mendorong ROI yang lebih kuat. Selain itu, riset IWG juga menemukan bahwa karyawan dapat menghemat hingga USD30.000 per tahun dengan bekerja lebih dekat dari rumah di ruang kerja profesional yang berkualitas tinggi di pusat komunitas mereka," jelasnya lagi.


Temuan laporan “State of C-Suite” 2026 selaras dengan pesatnya ekspansi jaringan IWG. Dalam periode September 2024 hingga September 2025, IWG telah membuka 660 pusat baru di Amerika Serikat, dengan lebih dari 83% berlokasi di luar area metropolitan atau urban besar. Secara global, jaringan IWG kini mencakup lebih dari satu juta ruang kerja di 121 negara, termasuk seluruh 50 negara bagian AS. Pada 2024, IWG telah menambah 624 lokasi baru dan pada kuartal pertama 2025, IWG telah menandatangani, serta membuka lebih banyak pusat baru, dibandingkan total pembukaan selama sepuluh tahun pertama berdirinya.

"Produktivitas dan kinerja sangat bergantung pada pengelolaan sumber daya manusia yang efektif,” tambah Mark.

“Dengan tantangan terkait AI, efisiensi biaya, serta retensi di tengah mahalnya biaya pergantian karyawan, model kerja fleksibel memberikan keuntungan strategis bagi para pemimpin untuk memperkuat fondasi bisnis dan mempersiapkan pertumbuhan,” tutupnya.

Elshinta Peduli

Similar News