Pupuk organik karya anak bangsa diminati petani selatan Thailand

Update: 2025-12-21 08:30 GMT

Lahan pertanian di selatan Thailand

Elshinta Peduli

Petani di wilayah selatan Thailand hingga Gubernur Provinsi Yala mengapresiasi pupuk organik berbasis bioteknologi produksi Indonesia dengan merek Bio Soltamax. Produk tersebut diproduksi oleh PT Solusi Tani Makmur (STM) dan dinilai mampu meningkatkan hasil pertanian secara signifikan serta lebih ramah lingkungan.

Dalam rilis yang diterima Radio Elshinta, Minggu (21/12/2025), disebutkan bahwa promosi pupuk organik tersebut difasilitasi oleh Konsulat Republik Indonesia (KRI) Songkhla. Tim STM yang terdiri dari dua komisaris, satu direktur, dan satu agronomis melakukan kunjungan ke sejumlah provinsi di selatan Thailand, yakni Yala, Narathiwat, Satun, dan Trang pada 16–19 Desember 2025.

Bio Soltamax merupakan pupuk organik berbasis mikroba yang bekerja dengan mengoptimalkan penyerapan nutrisi di dalam tanah. Keunggulannya terletak pada ukuran produk yang sangat kecil—sekitar kotak korek api—serta kemudahan penggunaan.

Petani hanya memerlukan sekitar 30 gram pupuk untuk satu hektare lahan dan mampu meningkatkan hasil pertanian hingga 20–40 persen, sehingga dinilai lebih efisien dibandingkan pupuk organik konvensional lainnya.

Inovasi ini sejalan dengan program Pemerintah Thailand yang mendorong pengembangan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan serta produk pangan yang aman dan sehat.

Selama ini, mayoritas petani Thailand masih bergantung pada pupuk kimia, sementara sebagian lainnya menggunakan campuran pupuk kandang dan tanah vulkanik.

Pada tahap awal, PT STM akan melakukan uji coba penggunaan Bio Soltamax pada berbagai komoditas, antara lain karet, kelapa sawit, durian, jagung, padi, serta sayuran dan buah-buahan. Setelah proses uji coba dan pembuktian hasil selesai, kerja sama akan dilanjutkan ke tahap distribusi dengan perusahaan lokal di Thailand.

Elshinta Peduli

Bio Soltamax telah mengantongi sertifikasi organik dari lembaga terkait di Indonesia, Uni Eropa, dan Amerika Serikat. Produk ini juga telah digunakan di sejumlah negara Afrika, seperti Kamerun, Mozambik, Nigeria, dan Zimbabwe, dengan hasil peningkatan produksi pertanian yang signifikan.

Kerja sama di sektor pupuk ini turut mendapat dukungan dari Gubernur Provinsi Yala, Southern Border Provinces Administrative Center (SBPAC), serta Yala Agriculture Committee. Wilayah selatan Thailand sendiri merupakan salah satu basis pertanian utama dengan luas lahan sekitar 6,5 juta hektare atau sekitar 40 persen dari total lahan pertanian nasional.

Komoditas utama di wilayah tersebut meliputi karet, kelapa sawit, dan durian, serta sebagian lahan hortikultura.

Melalui kerja sama ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat kedua negara, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan petani serta memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Thailand di masa mendatang.

Penulis: Dedy Ramadhany/Ter

Elshinta Peduli

Similar News