Rupiah melemah dipicu "government shutdown" AS berkepanjangan

Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi kekhawatiran pasar terkait penutupan pemerintah (government shutdown) pemerintah Amerika Serikat (AS) berkepanjangan.

Update: 2025-10-10 12:10 GMT

Sumber foto: Antara/elshinta.com.

Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi kekhawatiran pasar terkait penutupan pemerintah (government shutdown) pemerintah Amerika Serikat (AS) berkepanjangan.

“Penutupan pemerintah AS masih berlangsung hingga hari kesembilan dan Risalah Rapat Federal Reserve (Fed) terbaru menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan sepakat untuk mendukung pasar tenaga kerja yang (sedang) melemah,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Jumat sore melemah sebesar 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.570 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.568 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp16.585 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.534 per dolar AS.

Berdasarkan risalah Federal Open Market Committee (FOMC), sebagian besar pejabat mendukung pemangkasan suku bunga di akhir tahun 2025 kendati beberapa anggota dari mereka memperingatkan agar tak bertindak terlalu cepat, mengingat tekanan inflasi terus berlanjut.

Penutupan pemerintah AS yang berkepanjangan dinilai mengganggu rilis data ekonomi utama, seperti Nonfarm Payrolls (NFP) yang seharusnya dipublikasikan pada Jumat (3/10).

“Kurangnya visibilitas terhadap kondisi ekonomi AS mempersulit prospek kebijakan Federal Reserve dan memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga yang akan segera terjadi,” kata Ibrahim

Menurut CME FedWatch, pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga hampir 100 persen pada bulan Oktober, diikuti pemangkasan suku bunga selanjutnya pada pertemuan bulan Desember. Prospek ini dinilai akan memberikan tekanan pada imbal hasil obligasi pemerintah AS dan Dolar AS (USD).

Tags:    

Similar News