Rupiah melemah sejalan sikap The Fed tak buru-buru turunkan suku bunga
Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Taufan Dimas Hareva mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah diiringi sikap The Fed yang tidak buru-buru untuk menurunkan suku bunga Amerika Serikat (AS).
Sumber foto: Antara/elshinta.com
Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Taufan Dimas Hareva mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah diiringi sikap The Fed yang tidak buru-buru untuk menurunkan suku bunga Amerika Serikat (AS).
“Pasar masih menangkap sinyal kuat dari hasil FOMC (Federal Open Market Committee). Nada The Fed yang belum yakin untuk buru-buru menurunkan suku bunga membuat dolar tetap jadi magnet bagi pelaku pasar, sehingga tekanan ke mata uang emerging markets, termasuk mata uang rupiah, cukup memberi dampak penurunan,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan di Jakarta, Rabu, bergerak melemah 12 poin atau 0,07 persen menjadi Rp16.688 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.676 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga bergerak melemah di level Rp16.688 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.677 per dolar AS.
Di sisi domestik, pelaku pasar disebut lebih berhati-hati karena ada beberapa faktor yang membuat kurs rupiah kurang memiliki “benteng tebal”.
Defisit fiskal yang melebar, kebutuhan impor energi yang meningkat, serta arus modal asing yang belum stabil dinilai membuat rupiah tak punya banyak ruang untuk menguat.
“BI (Bank Indonesia) tetap aktif menjaga stabilitas, tapi sentimen global yang dominan membuat pergerakan rupiah hari ini lebih ditentukan oleh arah dolar ketimbang dinamika ekonomi dalam negeri,” kata Taufan.