Menhan tinjau kesiapan Batalyon Teritorial Pembangunan 857/GG di Pidie
Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Aceh pada Minggu (16/11).
Sumber foto; Heru Lianto/elshinta.com.
Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Aceh pada Minggu (16/11).
Kunjungan kerja tersebut untuk meninjau kesiapan Batalyon Teritorial Pembangunan 857/Gana Gajahsora (GG) yang berada di Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie.
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda evaluasi pembinaan satuan teritorial yang tengah digencarkan Kementerian Pertahanan.
Turut mendampingi Menhan Sjafrie adalah Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita serta Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen Muhammad Saleh Mustafa.
Kehadiran Menhan dan jajaran disambut langsung oleh Komandan Batalyon (Danyonif) 857/GG Letkol Inf Hervin Rahadian Jannat melalui upacara militer dan jajar kehormatan prajurit.
Setelah penyambutan, Menhan diberikan pengalungan tanda kehormatan dan disuguhkan pertunjukan bela diri militer pencak silat, serta yel-yel prajurit.
Sjafrie kemudian menerima paparan mengenai kondisi satuan dari Danyonif 857/GG
Selanjutnya, Sjafrie meninjau sejumlah fasilitas pendukung satuan, antara lain barak prajurit, ruang komando, gudang perlengkapan, hingga area latihan.
Sjafrie juga berdialog dengan prajurit untuk menyerap aspirasi dan memahami dinamika tugas yang dijalankan dalam konteks wilayah Pidie.
“Batalyon Infanteri tugasnya adalah mencari, menemukan, dan menghancurkan musuh terhadap kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Sjafrie dalam rilis video yang diterima Radio Elshinta, Senin (17/11).
Dalam arahannya, Sjafrie juga menegaskan pentingnya disiplin dan identitas keprajuritan yang berlandaskan nilai-nilai Sapta Marga.
Menurutnya, disiplin merupakan fondasi utama dalam pelaksanaan tugas pertahanan negara.
“Prajurit harus siap bertempur menghadapi segala ancaman negara, dan semuanya berawal dari kedisiplinan yang tinggi,” katanya seperti dilaporkan Reporter Elshinta, Heru Lianto, Senin (17/11).
Sjafrie juga mengingatkan kembali jati diri prajurit sebagai Tentara Rakyat dan Tentara Pejuang.
Ia menekankan bahwa TNI lahir dari rakyat sehingga harus senantiasa menjaga hubungan harmonis dengan masyarakat serta bersikap ramah dalam menjalankan pembinaan teritorial.
“Karena mereka (rakyat) adalah kekuatan utama kita. Tanpa rakyat, kita bukan siapa-siapa," ujarnya mengigatkan