Pasopati diluncurkan, Lapas Cipinang masuki era transparansi digital
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan meresmikan Media Center Pasopati, sebuah pusat kendali komunikasi yang diproyeksikan menjadi poros transparansi informasi pemasyarakatan sekaligus ruang publikasi karya dan aktivitas Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Sumber foto: Heru Lianto/elshinta.com.
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan meresmikan Media Center Pasopati, sebuah pusat kendali komunikasi yang diproyeksikan menjadi poros transparansi informasi pemasyarakatan sekaligus ruang publikasi karya dan aktivitas Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Peresmian dipimpin Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi di Lapas Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (26/11).
Media Center Pasopati dibangun sebagai sistem komunikasi terpadu yang menghimpun publikasi resmi, dokumentasi kegiatan, hingga penanganan krisis informasi.
Kehadirannya menjadi bagian dari langkah strategis Ditjen PAS dalam memperkuat tata kelola komunikasi publik yang cepat, akurat, dan berorientasi pada peningkatan kepercayaan masyarakat.
Mashudi menegaskan pentingnya fasilitas tersebut di tengah arus pemberitaan yang semakin dinamis dan menuntut ketepatan informasi.
Pasopati disebut sebagai instrumen yang memastikan seluruh informasi terkait pemasyarakatan dapat tersampaikan secara terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Media Center Pasopati akan menjadi sumber penting dalam memastikan informasi pemasyarakatan tersampaikan cepat, akurat, dan terkoordinasi, sehingga setiap dinamika pemberitaan dapat direspons secara tepat,” ujar Mashudi.
Ia menambahkan, media center tidak hanya berfungsi untuk memperkuat komunikasi publik, melainkan juga mendukung kualitas pembinaan WBP.
Karya-karya kreatif dan aktivitas produktif warga binaan kini memiliki ruang publikasi resmi agar masyarakat dapat melihat secara langsung proses pembinaan dan integrasi sosial yang dijalankan lembaga pemasyarakatan.
“Kami berharap program pembinaan yang kita hadirkan memberikan manfaat optimal dan berkelanjutan. Media Center Pasopati akan menjadi pusat informasi yang mendorong hasil nyata sekaligus memperkuat integrasi sosial warga binaan,” lanjutnya.
Kepala Lapas Kelas I Cipinang, Wachid Wibowo, mengatakan Pasopati merupakan bagian dari transformasi komunikasi publik di lingkungan lapas.
Dengan sistem pemantauan isu strategis secara real-time, setiap perkembangan di lapas dapat diketahui secara akurat dan cepat, termasuk saat menghadapi potensi pemberitaan negatif.
“Media Center ini merupakan bagian dari transformasi komunikasi publik Lapas Cipinang. Kami ingin memastikan setiap informasi tersampaikan secara akurat, cepat, dan mampu membangun kepercayaan masyarakat,” kata Wachid seperti dilaporkan Reporter Elshinta, Heru Lianto, Rabu (26/11).
Ia menegaskan, keberadaan Pasopati sangat relevan dalam manajemen isu dan respons terhadap krisis. Ketika terjadi ketidakpastian informasi atau gangguan yang berpotensi memengaruhi persepsi publik, media center dapat segera melakukan klarifikasi dengan data valid sesuai prosedur pemasyarakatan.
Pengalaman menghadapi dinamika pemberitaan di masa lalu, menurutnya, menunjukkan perlunya standar komunikasi yang terintegrasi dan pedoman yang jelas.
Dengan Pasopati, setiap unit kerja memiliki alur koordinasi lebih terstruktur dalam menangani isu strategis maupun kejadian darurat komunikasi.
Selain meningkatkan efektivitas penyebaran informasi, media center ini juga diharapkan memperkuat sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, komunitas masyarakat, lembaga pendidikan, hingga mitra pendukung pembinaan WBP.
Dengan diresmikannya Pasopati, Ditjen PAS menegaskan komitmennya menghadirkan penyelenggaraan pemasyarakatan yang modern, terbuka, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Pasopati diproyeksikan menjadi model komunikasi publik yang dapat direplikasi oleh unit pemasyarakatan lain di seluruh Indonesia sebagai bagian dari pembaruan sistem pemasyarakatan.