Harga pangan di Bekasi naik 35 persen, cabai dan telur `meroket` di Bekasi

Harga komoditas bahan pangan di Kota Bekasi mengalami kenaikan signifikan hingga mencapai 35 persen dalam beberapa pekan terakhir.

Update: 2025-10-07 11:10 GMT

Sumber foto: Hamzah Aryanto/elshinta.com.

Harga komoditas bahan pangan di Kota Bekasi mengalami kenaikan signifikan hingga mencapai 35 persen dalam beberapa pekan terakhir.

Kenaikan tersebut terjadi pada sejumlah bahan pokok utama seperti telur, cabai, bawang, daging ayam, dan beras.

Kondisi ini diduga dipicu oleh meningkatnya penyaluran hasil pertanian dan peternakan ke program pemerintah Makan Bergizi Gratis (MBG), sehingga menyebabkan terhambatnya pasokan ke pasar.

Kepala Seksi Analis Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi, Eko Wijatmiko, mengatakan kenaikan tertinggi terjadi pada komoditas cabai, khususnya cabai rawit merah dan cabai merah besar.

“Khusus cabai rawit merah dan cabai merah besar, kenaikannya mencapai sekitar 35 persen. Untuk telur ayam ras, dari harga sebelumnya Rp30.000 per kilogram kini naik menjadi Rp45.000, atau sekitar 15 persen,” ujar Eko seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hamzah Aryanto, Selasa (7/10/2025).

Menurut Eko, kenaikan harga telur selain faktor pengiriman ke MBG, juga dipengaruhi oleh naiknya harga pakan ternak dan terganggunya pasokan telur akibat belum panennya jagung di beberapa daerah penghasil.

“Produksinya saat ini terganggu karena belum memasuki masa panen di beberapa daerah penghasil. Itu membuat harga telur ikut naik. Di satu sisi, pengiriman juga banyak dialokasikan ke program MBG,” terangnya.

Sementara itu, harga daging sapi masih relatif stabil karena permintaan masyarakat tidak terlalu tinggi.

Namun, daging ayam broiler justru mengalami kenaikan akibat berkurangnya pasokan di pasaran.

“Kalau daging sapi masih stabil, karena permintaannya tidak terlalu banyak. Sedangkan daging ayam broiler yang biasanya Rp35.000 per kilogram, kini naik menjadi sekitar Rp40.000,” paparnya.

Selain itu, harga beras di beberapa pasar tradisional juga mulai mengalami peningkatan, meski tidak sebesar komoditas lain.

Disperindag menilai tren kenaikan ini perlu diantisipasi secara cepat agar tidak menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas.

Eko menambahkan, pihaknya tengah berupaya menjaga stabilitas harga dengan melakukan pemantauan rutin di 12 pasar tradisional yang tersebar di seluruh kecamatan Kota Bekasi.

“Kami rutin melakukan pemantauan harian. Jika kenaikan berlanjut, kami akan koordinasi dengan instansi terkait seperti Bulog dan Dinas Ketahanan Pangan untuk menstabilkan harga, baik melalui operasi pasar maupun penambahan pasokan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Eko menekankan pentingnya kerja sama antar daerah penghasil pangan untuk menjaga kelancaran pasokan, terutama dalam mendukung program MBG.

“Untuk pasokan ke MBG memang perlu kerja sama antar daerah agar tidak terjadi kekurangan komoditas yang akhirnya berdampak ke masyarakat,” jelasnya.

Dengan langkah pengawasan dan koordinasi lintas instansi tersebut, Pemerintah Kota Bekasi berharap harga bahan pokok dapat kembali stabil menjelang akhir tahun, sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga. 

Tags:    

Similar News