Kemenag DKI bangun `Jakarta Harmoni` lewat madrasah unggul dan kota wakaf
Sinergi antara pemerintah dan media dalam menyebarkan informasi publik, terutama terkait program-program prioritas Kementerian Agama, sangat penting guna memperkuat pemahaman masyarakat di era digital saat ini.
Sumber foto: Heru Lianto/elshinta.com.
Sinergi antara pemerintah dan media dalam menyebarkan informasi publik, terutama terkait program-program prioritas Kementerian Agama, sangat penting guna memperkuat pemahaman masyarakat di era digital saat ini.
“Kolaborasi pemerintah dengan media itu sangat penting, terutama di era media sosial sekarang," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) DKI Jakarta, Adib, saat temu media di Jakarta Timur, Rabu (15/10).
Pihaknya juga menyampaikan informasi penting tentang delapan program prioritas Kemenag yang sedang fiimplementasikan di DKI Jakarta. Delapan program prioritas Kemenag yang dijalankan di Jakarta salah satunya berfokus pada penguatan kerukunan dan harmoni umat beragama di tengah masyarakat yang sangat plural.
“Jakarta adalah tolok ukur kota-kota di Indonesia, maka harmoni dan moderasi beragama menjadi fondasi utama dalam membangun Jakarta sebagai kota global yang berbudaya,” katanya.
Selain itu, Kemenag DKI juga terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan madrasah dan pondok pesantren, agar lulusan memiliki daya saing tinggi di bidang sains dan teknologi, namun tetap berkarakter akhlakul karimah.
Salah satu langkah strategis yang tengah didorong adalah pendirian Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia di DKI Jakarta. Madrasah unggulan tersebut selama ini dikenal mencetak lulusan yang diterima di berbagai perguruan tinggi ternama, baik dalam maupun luar negeri.
“Kami sedang mengakselerasi agar MAN Insan Cendekia di DKI segera terwujud. Pak Menteri Agama sudah menginstruksikan percepatan karena DKI satu-satunya provinsi besar yang belum memiliki MAN IC,” terang Adib.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, baik eksekutif maupun legislatif, telah memberikan respon positif terhadap rencana tersebut. Menurut Adib, idealnya MAN Insan Cendekia dibangun di setiap provinsi dengan lahan sekitar 10 hektare.
Konsep pendidikan yang diusung juga akan berbentuk boarding school, di mana siswa tinggal di asrama dan menjalani sistem pembelajaran terpadu sepanjang hari.
“Ada wacana, pembangunan fisik akan difasilitasi Pemprov DKI, sedangkan Kemenag menyiapkan sisi software-nya — seperti guru, kurikulum, dan sistem pendidikan,” tambahnya.
Selain bidang pendidikan, Kemenag DKI juga fokus pada transformasi layanan keagamaan berbasis peningkatan kualitas Kantor Urusan Agama (KUA).
Adib menjelaskan, saat ini sebanyak 39 dari 44 KUA di DKI berdiri di atas tanah milik Pemprov. Pihaknya tengah mendorong agar lahan-lahan tersebut bisa diubah statusnya menjadi milik Kemenag, sehingga perbaikan dan pembangunan bisa dilakukan lebih optimal.
Di sisi lain, Kemenag DKI juga berkomitmen mengakselerasi potensi wakaf produktif, termasuk wakaf uang, untuk mengatasi persoalan sosial di ibu kota.
“Kita ingin menjadikan Jakarta sebagai kota wakaf. Potensi wakaf tunai ini bisa menjadi kekuatan besar dalam mengurangi kesenjangan sosial di kota yang sangat padat ini,” tegas Adib.
Sementara terkait kondisi kerukunan umat beragama, Adib menilai situasi Jakarta saat ini relatif kondusif.
Ia pun mengapresiasi kebijakan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang terus menjaga harmoni antarumat beragama melalui berbagai regulasi dan program inklusif.
“Beberapa tahun terakhir, harmoni di DKI sangat baik. Ini tak lepas dari komitmen pemerintah daerah yang memberikan ruang setara bagi semua kelompok dan golongan,” pungkasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Heru Lianto, Kamis (15/10).