RS Polri mulai data keluarga korban kebakaran ruko Jakpus
Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati mulai mendata keluarga korban kebakaran Rumah Toko (Ruko) Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus).
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati mulai mendata keluarga korban kebakaran Rumah Toko (Ruko) Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus).
Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru Yulihartono di Jakarta, Selasa, mengatakan, posko antemortem (sebelum kematian) telah dibuka di gedung identifikasi korban bencana (Disaster Victim Investigation/DVI) untuk menampung laporan keluarga yang merasa kehilangan.
"Saat ini sudah ada beberapa keluarga yang datang, yang terdata di posko antemortem,” ujar Prima.
Prima menyebut, pendataan keluarga merupakan langkah penting dalam proses identifikasi, terutama untuk pengumpulan data antemortem seperti ciri fisik korban, catatan medis, maupun data primer seperti rekam gigi dan sidik jari.
"Kami mohon keluarga yang merasa kehilangan bisa datang ke Gedung DVI. Tolong membawa foto korban, terutama yang memperlihatkan gigi, serta identitas lain. Kalau ada, data sidik jari tentu sangat membantu," jelas Prima.
Menurut Prima, tanpa data pembanding dari keluarga, identifikasi berpotensi berjalan lebih lama.
Meski pendataan keluarga penting, RS Polri juga belum dapat melakukan pemeriksaan postmortem karena masih menunggu surat permintaan resmi dari penyidik.
Hingga saat ini, terlihat keluarga korban mulai memadati ruang DVI secara bergantian. Mereka masing-masing bersama anggota keluarga lainnya sambil membawa data pendukung untuk identifikasi kantong jenazah yang diterima RS Polri.
Sebelumnya, RS Polri Kramat Jati sudah menyiagakan sebanyak 11 tim dokter forensik untuk menangani identifikasi korban kebakaran itu.
"Tim kami sudah siap. Ada tim antemortem (sebelum kematian), tim postmortem (sesudah kematian), dan tim DNA. Kami juga sudah koordinasi dengan UI dan Inafis," jelas Prima.
Prima memastikan pihaknya terus berkoordinasi dengan Biddokkes Polda Metro Jaya untuk memastikan jumlah pasti kantong jenazah yang akan diterima. Untuk sementara, RS Polri baru menangani 21 kantong.
"Kami kurang tahu apakah itu total atau masih akan ada tambahan. Kami terus koordinasi," ucap Prima.
Prima menegaskan, begitu surat permintaan penyidik diterbitkan, proses identifikasi dan autopsi akan segera dilakukan oleh tim.
"Yang jelas, kami sudah siap seluruhnya. Tinggal menunggu surat permohonan dari penyidik," ujar Prima.
Hingga saat ini, sebanyak 22 kantong jenazah korban kebakaran itu sudah tiba di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, sejak Selasa sore.
Tampak kantong jenazah tersebut dibawa menggunakan ambulans dan tiba di RS Polri Kramat Jati sejak pukul 15.15 WIB.
Kantong jenazah itu langsung dibawa ke Gedung Instalasi Forensik RS Polri untuk proses identifikasi sebagai proses pengungkapan identitas korban.
Korban tewas hingga pukul 17.00 WIB, berdasarkan data Polres Metro Jakarta Pusat sudah bertambah menjadi 22 orang.
"Sampai pukul 17.00 WIB data korban, sudah 22 orang meninggal dunia," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro.
Menurut dia, dari jumlah tersebut tujuh orang berjenis kelamin laki-laki dan 15 lainnya orang lainnya merupakan perempuan.
Sebelumnya, polisi menduga kebakaran itu akibat baterai drone mainan, yang terbakar di lantai satu
"Pada sekitar pukul 12.30 WIB memang ada baterai di lantai satu yang terbakar," kata Susatyo.
Menurut dia, karyawan sudah sempat berupaya memadamkan api, namun api kemudian cepat menyebar karena di lantai itu merupakan salah satu gudang penyimpanan.