Rusak dan bergelombang di ruas Palembang-Betung segera diperbaiki
Kerusakan jalan pada ruas Palembang-Betung yang sempat menjadi ramai karena kerap menimbulkan kecelakaan dipastikan segera diperbaiki. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum telah menyiapkan alokasi anggaran untuk penanganan darurat.
Sumber foto: Adi Asmara/elshinta.com.
Kerusakan jalan pada ruas Palembang-Betung yang sempat menjadi ramai karena kerap menimbulkan kecelakaan dipastikan segera diperbaiki. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum telah menyiapkan alokasi anggaran untuk penanganan darurat.
Anggaran ini disiapkan sebagai solusi jangka pendek untuk memperbaiki kerusakan parah, khususnya di sepanjang 13 kilometer ruas jalan yang bergelombang. Hal ini terungkap dalam pertemuan antara Pemkab Banyuasin, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Selatan, dan Kementerian PUPR di Jakarta, Senin (22/9/2025).
PPK 1.5 PJN II BBPJN Sumsel, Teuku Zulhadi, mengatakan, perbaikan jalan ruas Palembang-Betung dilakukan melalui dana preservasi dengan kebutuhan anggaran sekitar Rp17 miliar. Alokasi anggaran tambahan ini akan difokuskan pada perbaikan jalan yang bergelombang.
"Alhamdulillah hasil pertemuan itu, pemerintah akan mengalokasikan tambahan dana untuk pelaksanaan pemeliharaan terhadap jalan bergelombang yang ada di sepanjang 13 KM. Jadi ada beberapa titik yang kondisinya sudah sangat rawan," kata Teuku Zulhadi pada Kamis (25/9/2025).
Menurut Zulhadi, penanganan ini merupakan program jangka pendek yang ditargetkan selesai pada Desember 2025. Proses pengerjaan akan dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pengupasan gelombang di 12 titik yang paling parah.
"Kita hanya melakukan pekerjaan scrapping nantinya, atau bisa dikatakan dengan alat cold milling. Pada bagian yang terlalu dalam akan kita aspal kembali atau pun perbaikan yang terjadi gelombangnya terlalu dalam," ujar Zulhadi seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Adi Asmara.
Walaupun waktu pengerjaan sangat singkat, ia berharap perbaikan dapat segera terealisasi. Anggaran tambahan ini, kata dia, diharapkan dapat membantu menanggulangi kondisi jalan yang kerap membahayakan pengendara, terutama sepeda motor.
Zulhadi tidak menampik bahwa kondisi jalan yang rusak parah sebagian besar disebabkan oleh kendaraan over dimension dan overload (ODOL) yang melintas. Ia menjelaskan, kapasitas jalan Palembang-Betung sebenarnya hanya dirancang untuk beban 10 ton. Namun, banyak truk yang melintas melebihi kapasitas tersebut, bahkan hingga 40 ton.
"Ini sangat disayangkan karena kondisi ini juga akan bisa dikatakan tidak tahan lama. Kita upayakan ini untuk penanganan jangka pendek, mungkin bisa bertahan sampai dengan bulan 12. Untuk jangka panjangnya, kita masih dalam tahap pembicaraan," jelasnya.
Lebih lanjut, ia memaparkan lima dampak negatif dari kendaraan ODOL yang merusak infrastruktur jalan dan membahayakan keselamatan, yaitu:
1. Kecelakaan lalu lintas: Kendaraan ODOL tidak lagi standar dan keseimbangannya sangat rentan, berpotensi menyebabkan kecelakaan.
2. Kemacetan lalu lintas: Kecepatan truk yang sangat lambat di bawah rata-rata, terutama di titik penyempitan jalan, menyebabkan kemacetan.
3. Kerusakan infrastruktur jalan: Jalan yang seharusnya bertahan 10 tahun bisa rusak dalam 3 tahun karena menahan beban yang jauh di atas kapasitas.
4. Penurunan performa kendaraan: Beban berlebih membuat kendaraan sering mogok di tengah jalan akibat masalah teknis seperti ban meledak atau rem blong.
5. Peningkatan polusi: Perjalanan yang berat dan lambat meningkatkan emisi gas buang dari kendaraan.
Karena itu, Zulhadi menekankan pentingnya kerja sama antara berbagai pihak, termasuk kepolisian dan Dinas Perhubungan, untuk menertibkan kendaraan ODOL demi keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan.