Gus Ipul: Bullying, kekerasan, dan intoleransi 3 dosa besar pendidikan

Update: 2025-09-02 23:59 GMT

Mensos Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di Jakarta

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memberikan arahan kepada para tenaga kependidikan (Tendik) Sekolah Rakyat yang terdiri dari kepala sekolah, wali asrama, dan wali asuh dari seluruh Indonesia. Arahan tersebut disampaikan secara hybrid melalui Zoom Meeting di Kantor Pusat Kementerian Sosial, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2025).

Dalam arahannya, Gus Ipul menekankan tiga hal yang tidak boleh terjadi dalam dunia pendidikan, yang ia sebut sebagai “tiga dosa besar pendidikan”.

“Saya titip betul kepada seluruh kepala sekolah, wali asrama, dan wali asuh. Pertama, tidak boleh ada perundungan atau bullying dari siapapun kepada siapapun. Kedua, tidak boleh ada kekerasan fisik maupun kekerasan seksual. Ketiga, tidak boleh ada intoleransi. Kalau ada tanda-tanda, segera laporkan, segera tindaklanjuti, segera kita cari solusinya jangan dianggap enteng,” tegasnya.

Gus Ipul juga mengingatkan tenaga kependidikan agar menjalankan perannya dengan penuh empati, kesabaran, dan keteladanan. Ia menegaskan bahwa Sekolah Rakyat masih dalam tahap rintisan, sehingga wajar jika muncul banyak tantangan.

“Saya ingin bapak ibu semua bekerja dengan hati, menguatkan tekad, meningkatkan kemampuan, dan yang paling penting adalah sabar. Karena ini masih rintisan, banyak masalah. Mari masalah-masalah ini kita selesaikan dengan kesabaran, dengan kolaborasi, koordinasi, disiplin, dan musyawarah,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, sejumlah tenaga kependidikan turut menyampaikan pandangan dan harapannya. Silva, wali asuh SRMP 28 Pasuruan, menuturkan bahwa jumlah pendamping di daerahnya masih terbatas. “Saat ini jumlah wali asuh di Pasuruan masih terbatas, sementara siswa ada 50 anak,” ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Gus Ipul memastikan semua masukan telah dicatat dan akan dipenuhi secara bertahap. “Segala kekurangan SDM, sarana prasarana, akan kita penuhi secara bertahap. Mohon bersabar. Saya terutama sebagai penanggung jawab operasional Sekolah Rakyat berjuang sekuat tenaga, juga agar hak-hak bapak ibu semua bisa dipenuhi. Jam kerja pun sedang kita atur supaya lebih baik. Jangan khawatir, gaji dan tunjangan pun pasti diterima sesuai ketentuan,” jelasnya.

Arahan diakhiri dengan pesan Gus Ipul bahwa wali asrama dan wali asuh bukan sekadar pengawas, melainkan pengganti figur keluarga di sekolah. Ia menegaskan Sekolah Rakyat harus menjadi rumah kedua bagi para siswa. “Anak-anak tidak boleh merasa sendiri. Mereka harus merasa dicintai dan diperhatikan, bukan sekadar ditampung. Wali asuh dan wali asrama harus hadir dengan cinta, keteladanan, dan kesabaran,” tandasnya.

Penulis: Rizky Rian Saputra/Ter

Similar News