Kemensos–Perpusnas akan bangun perpustakaan modern di Sekolah Rakyat
Foto : Humas Kemensos RI
Kementerian Sosial Republik Indonesia bersama Perpustakaan Nasional (Perpusnas) berkolaborasi menghadirkan perpustakaan modern dan lengkap di Sekolah Rakyat. Inisiatif ini menjadi bagian dari upaya memperkuat budaya literasi dan pemberdayaan sosial di lingkungan sekolah berbasis masyarakat tersebut.
Dalam audiensi dengan Kepala Perpusnas RI, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan pentingnya menghadirkan perpustakaan yang tidak hanya menjadi tempat membaca, tetapi juga pusat kegiatan belajar dan pengembangan diri.
“Saya membayangkan Sekolah Rakyat nanti bukan hanya memiliki bangunan permanen yang layak, tapi juga perpustakaan yang istimewa, modern, dan bisa menjadi tempat studi banding bagi sekolah lain. Karena perpustakaan yang keren itu bisa menghidupkan semangat belajar anak-anak,” ujar Gus Ipul, Selasa (4/11/2025).
Ia menambahkan, desain dan pengelolaan perpustakaan di Sekolah Rakyat akan dipercayakan langsung kepada Perpusnas agar memenuhi standar dan tujuan pemberdayaan sosial.
“Saya serahkan sepenuhnya ke Perpusnas untuk merancang. Karena ini program strategis nasional, jadi harus kita percayakan pada ahlinya,” lanjutnya.
Kepala Perpusnas RI, Prof. Aminuddin Aziz, menyambut baik sinergi ini dan menegaskan komitmen lembaganya dalam memperkuat literasi inklusif sebagai bagian dari pembangunan manusia Indonesia.
“Saya tentu sangat berbahagia dengan kabar tentang hubungan yang sudah lama terjalin antara Kemensos dan Perpusnas, jauh sebelum adanya program Sekolah Rakyat. Karena di dalamnya ada kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui membaca,” ujar Prof. Aminuddin.
Ia menjelaskan, Perpusnas selama ini telah menjalankan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, yang mendorong masyarakat untuk berdaya melalui kegiatan literasi dan pasca membaca. Program ini telah berjalan delapan tahun dan menjadi contoh praktik baik di tingkat internasional.
Sebagai tindak lanjut kerja sama ini, Perpusnas menyalurkan Program Bantuan Sarana Perpustakaan Sekolah Rakyat yang mendukung dua program prioritas lembaga, yakni penguatan budaya dan kecakapan literasi serta standardisasi dan akreditasi perpustakaan.
Program tersebut menyasar siswa dari keluarga miskin (Desil 1–2 DTSEN) untuk meningkatkan kecakapan literasi melalui layanan perpustakaan inklusif. Bantuan yang diberikan meliputi rak dan koleksi buku sesuai Standar Nasional Perpustakaan (SNP), antara lain:
1. 1.500 judul buku untuk jenjang SD
2. 1.500 judul buku untuk jenjang SMP
3. 1.000 judul buku untuk jenjang SMA
4. 250 judul buku digital untuk jenjang SMP dan SMA
5. 2 rak buku untuk masing-masing jenjang
6. 142 anjungan baca dengan 250 judul buku digital serta akses ke koleksi digital Perpusnas dan Kemendikdasmen.
“Untuk tahap awal kami ingin memastikan bahwa bantuan ini bukan hanya berupa fisik buku atau rak, tetapi menghidupkan semangat membaca dan kebersamaan. Literasi harus menjadi gerakan sosial yang menumbuhkan rasa ingin tahu dan semangat belajar sepanjang hayat,” ujar Prof. Aminuddin.
Dari hasil survei awal terhadap 150 Sekolah Rakyat, ditemukan sejumlah tantangan seperti keterbatasan tenaga perpustakaan, sarana, dan ruang baca. Data tersebut menjadi dasar bagi Perpusnas dalam merancang model bantuan berkelanjutan serta pendampingan bagi sekolah agar mampu mengelola perpustakaan secara mandiri dan produktif.
Selain untuk memperkuat literasi di lingkungan sekolah, perpustakaan Sekolah Rakyat juga akan dihubungkan dengan Perpustakaan Desa dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di sekitar wilayahnya. Pendekatan ini memastikan ekosistem literasi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Yang penting bukan hanya bangunan dan fasilitas, tetapi kegiatan di dalamnya. Karena literasi adalah gerakan sosial yang menggerakkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat,” tegas Prof. Aminuddin.
Rizki Rian Saputra/NaK.