Momentum libur panjang, legislator DIY imbau tidak ada yang `gethok` harga
Libur panjang Natal dan Tahun Baru 2025/2026 telah tiba. Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata yang bakal dikunjungi banyak orang dari berbagai daerah dan bahkan dari luar negeri. Sebagai tuan rumah warga Yogya diharapkan dapat menyambut wisatawan yang datang dengan senyum ramah.
Sumber foto: Izan Raharjo/elshinta.com.
Libur panjang Natal dan Tahun Baru 2025/2026 telah tiba. Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata yang bakal dikunjungi banyak orang dari berbagai daerah dan bahkan dari luar negeri. Sebagai tuan rumah warga Yogya diharapkan dapat menyambut wisatawan yang datang dengan senyum ramah.
Ketua DPRD DIY Nuryadi mengatakan bahwa masyarakat harus bisa menjadi tuan rumah yang baik artinya dapat menyapa dengan baik kepada wisatawan yang datang. Mereka yang datang ke Yogyakarta tentu tidak sekedar datang, tetapi kemungkinan juga menginap atau berbelanja dan lain sebagainya.
"Kepada masyarakat DIY, bahwa Natal, Tahun Baru, Libur Panjang, terus Idul Fitri itu kan menjadi momentum masyarakat di luar Yogyakarta untuk datang di Yogyakarta. Maksudnya, kita sebagai tuan rumah harus bisa menjadi tuan rumah yang baik. Tuan rumah yang baik itu seperti apa? Artinya kita juga bisa menyapa dengan baik, bisa menerima dengan baik, bahkan momentum masyarakat yang datang di Yogyakarta itu tidak sekedar datang, tapi melihat, membeli, belanja, dan mungkin bisa menginap di sini," ujarnya, Kamis (18/12/2025).
Oleh karena itu, politisi PDIP tersebut menghimbau agar warga yang mencari rezeki seperti berdagang, menjual jasa dan lain sebagainya memberikan harga dengan tarif wajar. Hal ini agar wisatawan yang datang itu tidak kapok untuk berkunjung ke Yogyakarta. Semua harus menyadari bahwa dunia pariwisata di Yogyakarta merupakan andalan bagi pendapatan daerah karena tidak ada sumber daya alam.
"Kalau berdagang ya sebaiknya pakai daftar harga, jangan nuthuk (gethok) harga," tegasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo, Kamis (18/12).
Lebih lanjut, ia mengingatkan pariwisata di DIY harus dijaga bersama. Masyarakat harus siap dalam menerima kunjungan wisatawan. Kondisi ini seperti di Bali yang menaiid tujuan pariwisata dan masyarakat siap menerima wisatawan. Dengan kesan yang baik kepada wisatawan tentu akan menjadi cerita bagi para wisatawan yang menjadi promosi bagi DIY.
"Agar mereka bisa cerita nantinya pada waktu pulang dari Yogyakarta, mengesankan bahwa Yogyakarta baik dan ramah. Dan nantinya kita akan mendapatkan tamu-tamu yang lebih besar," imbuhnya.
Apalagi dengan adanya tol yang sudah dibuka, maka dimungkinkan semakin banyak masyarakat yang akan datang ke DIY. Bagi warga DIY sebaiknya memberikan ruang bagi para wisatawan seperti di Malioboro atau tempat-tempat wisata lainya. Dengan banyaknya masyarakat yang datang ke Yogyakarta menjadi peluang besar bagi warga DIY untuk menangkap peluang tersebut.
"Pendapatan warga bisa meningkat, UMKM juga terangkat, kita harus bisa menyiapkan diri untuk bisa menerima wisatawan dengan baik," pungkasnya.


