Menbud pastikan lanjutkan program repatriasi benda bersejarah
Menteri Kebudayaan (Menbud) RI Fadli Zon memastikan pemerintah berkomitmen melanjutkan program repatriasi atau pemulangan benda-benda bersejarah asal Indonesia yang selama ini masih berada di luar negeri.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Menteri Kebudayaan (Menbud) RI Fadli Zon memastikan pemerintah berkomitmen melanjutkan program repatriasi atau pemulangan benda-benda bersejarah asal Indonesia yang selama ini masih berada di luar negeri.
Ia menegaskan repatriasi menjadi salah satu agenda penting kebudayaan nasional, khususnya terkait pengembalian warisan sejarah yang pernah dibawa keluar sejak masa kolonial.
“Selama ini kita lakukan itu, itu namanya repatriasi, restitusi. Jadi kita lakukan repatriasi dari luar negeri,” ujar Menbud Fadli Zon di Cirebon, Jawa Barat, Senin.
Ia mengungkapkan salah satu capaian terbaru adalah keberhasilan Indonesia memulangkan lebih dari 28 ribu koleksi fosil yang pernah dibawa ke luar negeri pada masa lalu.
Selain fosil, kata Menbud, pemerintah telah mengupayakan pengembalian keris-keris pusaka bersejarah milik para pahlawan nasional yang sebelumnya berada di luar negeri.
Menbud Fadli Zon menyampaikan beberapa arca penting dari candi-candi di Indonesia, yang dahulu pernah dibawa keluar juga berhasil dikembalikan dan kini kembali menjadi bagian dari koleksi dalam negeri.
Menurut dia, berbagai koleksi hasil repatriasi tersebut untuk sementara ditempatkan di Museum Nasional, sekaligus sebagai pusat rujukan utama bagi masyarakat yang ingin melihat langsung benda-benda tersebut.
“Ya, sementara ini semuanya ada di Museum Nasional,” ujar Menbud Fadli Zon.
Penguatan koleksi melalui repatriasi ini, lanjut dia, dapat memperkaya narasi sejarah di museum serta meningkatkan minat kunjungan masyarakat.
Fadli Zon menyebutkan Museum Nasional saat ini menjadi tolok ukur pengelolaan museum, dengan jumlah pengunjung yang bisa mencapai ribuan orang per hari saat musim liburan panjang.
Ia mendorong pengelola museum, termasuk di Cirebon, bisa memanfaatkan koleksi yang ada untuk dikembangkan menjadi produk turunan seperti suvenir, miniatur, dan replika benda-benda bersejarah yang bisa dibawa pulang pengunjung.
“Misalnya di Museum Keraton Kanoman, bisa ada miniaturnya, replikanya yang kecil-kecil, yang suvenirnya, yang bisa dibawa pulang oleh para pengunjung,” ucap Menbud Fadli Zon.