80 atlet dunia ikuti Sky Lancing X’Cross Country di Lombok
Sebanyak 80 orang atlet paralayang dari 10 negara akan mengikuti Sky Lancing International Paragliding Xcross Country Championship di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada 13 hingga 19 Oktober 2025.
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Sebanyak 80 orang atlet paralayang dari 10 negara akan mengikuti Sky Lancing International Paragliding Xcross Country Championship di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada 13 hingga 19 Oktober 2025.
Ketua Sky Lancing Lombok, Roy Rahmanto mengatakan kejuaraan ini akan melombakan cross country sepanjang 24,6 kilometer dari lokasi take off di Sky Lancing menuju halaman Kantor Bupati Lombok Barat di Kecamatan Gerung, Lombok Barat.
"Lomba ini bentuknya lintas alam. Lomba ini diadakan semata-mata ingin membuktikan bahwa sky lancing sangat layak menjadi venue PON 2028 pada cabang olahraga paralayang," kata Roy di Lanud ZAM, Mataram, Selasa.
Ia mengatakan Sky Lancing telah sukses menggelar banyak kejuaraan untuk kategori ketepatan mendarat sejak 2022. Tapi, untuk kategori cross country (lintas alam) akan dibuktikan bisa digelar jika Sky Lancing X’Cross Country Championship 2025 sukses dilaksanakan pada 13-19 Oktober.
"Ya kami berinisiatif mengadakan ini sebagai salah satu pembuktian kami siap untuk PON 2028. Memperkenalkan Lombok sebagai destinasi wisata olahraga dunia. Dan ini pertama kalinya, ajang paralayang Cross Country ini digelar di Lombok. Kami berharap bisa juga menjadi sarana promosi wisata olahraga, sekaligus menegaskan kesiapan NTB menyambut PON 2028," kata Roy menerangkan.
Ia menambahkan hingga 30 September ini, sebanyak 69 atlet telah terdaftar. Ada 30 lebih atlet dari Indonesia, China, Hong Kong, Malaysia, Thailand, Taiwan, Korea Selatan, Swiss, Kazakhstan, dan Italia. Ajang ini masuk kalender resmi Paralayang Indonesia 2025 serta program kerja pengurus besar Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) dan FASI NTB.
Ada pun lokasi take-off ditetapkan di Sky Lancing Lombok Paragliding, Dusun Lancing, Lombok Tengah. Sementara titik landing berada di Lapangan Giri Menang, Kantor Bupati Lombok Barat. Jalur terbang para atlet akan melintasi kawasan wisata populer seperti Bendungan Pengga, Dasan Geres, Areguling, hingga Jembatan Kembar, dengan total jarak sekitar 24,65 kilometer.
"Banyak pertanyaan kenapa landing di Lombok Barat? Jadi jika kita geser ke selatan itu ada Bandara Internasional Lombok. Jika kita melintas di bandara ini melintang garis take off dan landing untuk pesawat itu persis di atas bypas BIL," katanya.
Atas dasar itu, pemilihan lokasi landing di halaman Kantor Bupati Lombok Barat, dirasa paling aman dari pergerakan lalu lintas udara yang ada di Bandara Internasional Lombok.
"Jadi kami harus atur jarak dari timur lokasi pesawat landing di bypass sekitar 2 mil. Jadi kami tidak boleh mendekat. Sampai bendungan Pengga, di Lombok Tengah dan jalur ini sudah mendapat izin dari AirNav Lombok," tegasnya.
Lebih lanjut, kejuaraan ini tetap akan memperhatikan cuaca. Berdasarkan data 4 tahun, paralayang cocok dilakukan bulan Oktober karena angin dan kondisi cuaca mendukung.
"Kami juga sudah pernah mencoba terbang dari Sky Lancing ke Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri Lombok Barat dan itu berhasil. Kami sangat antusias membuat event ini," katanya.
Ada pun target jarak yang diharapkan ke para atlet untuk bisa terbangun dengan jarak 46 kilometer jarak maksimal. Jika jarak itu bisa diraih akan memperkuat Sky Lancing untuk menjadi venue PON 2028 untuk kategori paragliding.
Komandan Lanud ZAM sekaligus Ketua FASI NTB, Kolonel. PNB. Sonny Irawan mengatakan ajang ini bergengsi bagi atlet nasional dan internasional. Ia pun mendorong lahirnya atlet berprestasi menuju event lebih besar seperti PON 2028 nanti.
"Kami juga terlibat menguatkan promosi NTB sebagai destinasi wisata olahraga dirgantara," katanya.