Alex Marquez merasa terhormat menjadi saksi kebangkitan Marc Marquez
Pembalap Ducati Marc Marquez menjadi juara dunia MotoGP 2025 (ANTARA/X/MotoGP)
Pembalap Gresini Alex Marquez mengaku sangat terhormat melihat kebangkitan dari kakaknya sendiri, Marc Marquez, yang kembali menjadi juara dunia MotoGP 2025 setelah menjalani tahun-tahun yang sulit sebelumnya.
“Saya merasa terhormat menyaksikan semua kebangkitan itu secara langsung. Dia pantas mendapatkannya lebih dari siapa pun. Dia lebih baik dari siapa pun tahun ini,” kata pembalap 29 tahun ini setelah berakhirnya MotoGP Jepang di Sirkuit Motegi, Minggu, dikutip dari Crash.
“Jadi, saya tidak ragu ketika dia memiliki segalanya, ketika dia memiliki segalanya, dia akan kembali lebih kuat dan dia menunjukkannya tahun ini,” tambah dia.
Marquez, yang lebih tua tiga tahun dari Alex, terakhir menjadi juara pada 2019, dan ia mengalami kemunduran besar dalam kariernya setelah mengalami cedera serius di lengannya pada 2020 di Grand Prix Spanyol.
Pembalap berusia 32 tahun ini menjalani empat operasi besar, selama masa-masa sulit itu. Titik balik Marquez terjadi pada 2024 saat ia bergabung ke Gresini dari Honda. Satu tim dengan Alex, kepercayaan diri Marquez mulai tumbuh, dengan dia mengakhiri musim di posisi ketiga di bawah Jorge Martin dan Francesco Bagnaia.
Pada musim 2025, performa apiknya di Gresini membuatnya naik kelas ke tim pabrikan Ducati. Di musim pertamanya bersama tim livery merah, 11 kemenangan dicatatkan olehnya dari 17 balapan yang telah digelar.
Puncaknya, di Sirkut Motegi, Jepang, juara ketujuh MotoGP atau kesembilan di semua kelas berhasil diraihnya. Ia finis pada posisi kedua di balapan utama, namun ini sudah cukup menyegel gelar musim ini setelah torehan poinnya tak mampu dikejar pembalap lain.
Dengan lima seri tersisa, Marquez memimpin klasemen dengan 541 poin, unggul 340 poin dari Alex di posisi kedua, dan 267 poin dari Bagnaia di posisi ketiga yang “back-to-back” meraih kemenangan ganda di Motegi.
“Dia pantas mendapatkannya,” kata Alex.
Marquez sebenarnya dapat mengunci gelar di Grand Prix San Marino pada dua pekan lalu, namun Alex menundanya menyusul kemenangannya di Grand Prix Catalan di seri sebelumnya. Berbicara saat dirinya menjadi sorotan, dimana hanya dirinya yang mampu menggagalkan juara kakaknya sendiri, Akex mengatakan, “Saya sangat senang, karena pertama-tama beban di pundak saya terangkat”.
"Akhir pekan ini tidak mudah dikendalikan. Saya satu-satunya yang masih punya beberapa pilihan (untuk menghentikan Marc meraih gelar juara), banyak sorotan kamera, dan ketika Anda tidak memiliki perasaan terbaik di trek, semuanya menjadi seperti bola salju besar, dan setiap saat semakin buruk,” lanjut dia.
Adapun, setelah tanpa poin di sesi Sprint hari Sabtu, Alex tampil lebih baik di balapan utama hari Minggu, ketika ia finis posisi keenam.