Kejuaraan pencak silat Temanggung jaring bibit unggul
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Temanggung menggelar kejuaraan Pencak Silat "Temanggung Open Championship 2025" yang diikuti ratusan atlet dari berbagai kontingen di Provinsi Jawa Tengah untuk menjaring bibit unggul.
Dua atlet silat bertanding dalam Temanggung Open Championship 2025 di Temanggung, Minggu (21/12/2025) (ANTARA/Heru Suyitno).
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Temanggung menggelar kejuaraan Pencak Silat "Temanggung Open Championship 2025" yang diikuti ratusan atlet dari berbagai kontingen di Provinsi Jawa Tengah untuk menjaring bibit unggul.
"Untuk yang pertama IPSI Kabupaten Temanggung menggelar kejuaraan Pencak Silat tingkat Provinsi Jawa Tengah, ada 480 atlet yang berlaga dari 43 kontingen se-Jawa Tengah," kata Ketua IPSI Kabupaten Temanggung, Arief Mujiono di Temanggung, Minggu.
Ia menyebutkan pada kejuaraan Pencak Silat tersebut terbagi berdasarkan usia, yakni usia dini, pra remaja, remaja, serta dewasa.
"Sedangkan untuk kategori pertandingan, yakni kelas tanding atau laga, kemudian kategori seni yang terdiri dari tunggal, ganda, regu, serta solo kreatif," katanya.
Ia mengatakan, kejuaraan ini tentu sebagai wadah strategis untuk mengasah kemampuan dan mencari bibit unggul pencak silat dari Temanggung maupun Jawa Tengah untuk berlaga serta bersaing di tingkat nasional, bahkan internasional.
Di sisi lain, pencak silat itu tidak hanya sekadar olahraga, melainkan juga bagian pelestarian warisan budaya yang menanamkan nilai-nilai luhur, seperti kedisiplinan, sportivitas, dan penghormatan.
"Kalau di Kabupaten Temanggung sendiri cukup potensial, karena di Temanggung ini ada 14 padepokan atau perguruan, dan di kegiatan hari ini kurang lebih ada 151 atlet yang ikut kejuaraan, itu artinya animo masyarakat, animo pelajar di Temanggung sangat tinggi dan pencak silat cukup diminati di Temanggung maupun di Jawa Tengah ini," katanya.
Beberapa atlet mengaku kejuaraan ini adalah ajang kompetisi olahraga yang sangat bermanfaat bagi peserta, karena tidak hanya menjadi tempat mengasah kemampuan teknis dan strategi (asah kemampuan) tetapi juga memberikan pengalaman bertanding atau jam terbang.
"Tentunya kejuaraan tidak hanya mengasah kemampuan teknis dan strategi, yang terpenting itu adalah pengalaman bertanding atau jam terbang dalam suasana kompetitif yang tentunya sangat krusial untuk pengembangan atlet," kata seorang peserta dari Kabupaten Wonosobo Brawira Wicaksono.


