Logistik MotoGP Mandalika 2025 dikirim ke Australia
Logistik ajang MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat di Lombok Tengah, Selasa (7/10/2025). ANTARA/Akhyar Rosidi.
Mandalika Grand Prix Association (MGPA) menyatakan logistik ajang MotoGP Indonesia 2025 di Sirkuit Pertamina Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai dikirim menuju Australia.
"Total lebih dari 540 ton barang dikirim ke Negeri Kanguru, Australia," kata Direktur Utama MGPA Priandi Satria di Lombok Tengah, Selasa.
Seluruh perlengkapan balap, motor, suku cadang, dan peralatan pendukung dari setiap tim harus segera dipulangkan atau dikirim ke lokasi seri berikutnya, yaitu MotoGP Australia. Berdasarkan jadwal yang telah disusun, proses pengiriman outbound dimulai pada 6-8 Oktober. Seluruh logistik diberangkatkan dari Lombok menuju Australia menggunakan pesawat kargo.
"Rangkaian penerbangan ini menjadi bagian dari operasi logistik global MotoGP yang harus berjalan tepat waktu, tanpa ruang untuk keterlambatan sedikit pun," katanya.
Logistik ajang MotoGP Indonesia itu harus dikirim dalam tiga hari dan telah mulai dilakukan pada 6 Oktober menggunakan satu penerbangan dengan muatan sekitar 100 ton kargo, 7 Oktober satu penerbangan kembali membawa 100 ton kargo.
Kemudian 8 Oktober tiga penerbangan, masing-masing memuat 100 ton barang logistik, serta satu penerbangan terakhir bermuatan 40 ton yang waktunya akan disesuaikan dengan kesiapan lapangan. Seluruh barang tersebut meliputi motor balap, ban, bahan bakar, perlengkapan paddock, peralatan elektronik, suku cadang, serta perangkat media dan dokumentasi.
"Setelah tiba di Australia, seluruh kargo akan segera disiapkan untuk seri MotoGP Australia pada 17-19 Oktober," katanya.
Ia mengatakan logistik merupakan salah satu elemen paling vital dalam penyelenggaraan MotoGP. Menurutnya, pengelolaan ribuan item logistik dengan waktu yang sangat terbatas membutuhkan koordinasi lintas lembaga dan ketelitian tinggi.
“Logistik adalah nadi dari event sebesar MotoGP. Semua motor, peralatan, dan perlengkapan tim harus tiba tepat waktu, dalam kondisi aman, dan siap digunakan,” ujarnya.
Priandhi Satria menjelaskan bahwa proses pengiriman logistik tidak terlepas dari kerja sama erat antara Bea Cukai, Administrator Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, maskapai penerbangan, dan berbagai pihak terkait lainnya.
Sejak kedatangan kargo hingga proses kepulangan kargo, seluruh tahapan dilakukan secara terencana, presisi, dan sesuai standar keamanan internasional.
“Koordinasi yang solid menjadi kunci agar tidak ada hambatan. Kami bersyukur sampai sejauh ini seluruh proses berjalan lancar, dan kami optimistis seluruh kebutuhan tim balap dapat terpenuhi sesuai jadwal,” katanya.