Sinner kehilangan set dalam kemenangan menuju perempat final Beijing
Jannik Sinner mengatasi ancaman di tengah pertandingan melawan Terence Atmane pada babak kedua China Open, di mana ia akhirnya mematahkan perlawanan petenis kualifikasi tersebut untuk meraih kemenangan 6-4, 5-7, 6-0.
Sinner mengalahkan Atmane dengan relatif mudah bulan lalu di semifinal di Cincinnati, tempat petenis Prancis itu mencapai empat besar. Namun, unggulan teratas di Beijing itu mendapat tekanan yang jauh lebih keras di ajang ATP 500 tersebut.
"Gaya permainannya cukup unik dan dia kidal, dan kami tidak punya banyak pemain kidal. Dia pemain yang sangat hebat dan telah berkembang pesat sejak di Cincinnati," kata Sinner, dikutip dari ATP, Minggu.
Setelah kalah ketat di set pertama, Atmane mematahkan servis Sinner tiga kali di set kedua untuk menyamakan kedudukan, dan seringkali menyerang petenis nomor dua dunia itu dengan ketepatan pukulannya. Namun, petenis berusia 23 tahun itu harus takluk di tangan Sinner, yang meningkatkan agresivitasnya di set penentuan untuk akhirnya melaju ke perempat final lapangan keras ke-13 berturut-turut setelah dua jam 22 menit.
"Dia sedikit kesulitan di set ketiga karena kram, tetapi itu adalah pertandingan babak kedua yang sulit dan penuh tantangan," ujar Sinner.
"Saya sempat unggul dua kali dengan break di set kedua dan saya tidak bisa memanfaatkannya, tetapi inilah olahraga dan ini memang wajar. Mungkin konsentrasinya sedikit menurun dan sedikit gugup, tetapi saya sangat senang bisa lolos ke babak berikutnya."
Mantan juara Beijing, Sinner, mengalahkan Marin Cilic di babak pertama, pertandingan pertamanya sejak kalah dari Carlos Alcaraz di final US Open. Petenis Italia itu kehilangan posisi nomor satu di peringkat ATP setelah kekalahannya dari petenis Spanyol tersebut.
Namun, Sinner akan berusaha untuk mengimbangi rivalnya, Alcaraz, dalam perebutan gelar No.1 ATP akhir tahun pada sisa bulan musim ini. Ia tertinggal 2.590 poin dari petenis berusia 22 tahun yang bertanding di Tokyo tersebut.
Sinner telah memenangi 61 pertandingan terakhirnya di lapangan keras melawan petenis di luar 10 besar dan berharap dapat memperpanjang rekor tersebut saat bertemu petenis peringkat 57 dunia, Fabian Marozsan, pada babak delapan besar. Marozsan mengalahkan Alexandre Muller 6-3, 7-6(5) untuk mencapai perempat final.
Sebelumnya, Alex de Minaur mengalahkan Arthur Rinderknech 6-3, 3-6, 7-6(2) untuk memastikan tempatnya di perempat final di Beijing.
Petenis Australia itu telah meraih 33 kemenangan di lapangan keras, memimpin klasemen tur tahun ini, dan kini telah meraih 15 kemenangan di ajang ATP 500 pada 2025, hanya Alcaraz yang mencatat lebih banyak, yakni 17 kemenangan, menurut indeks menang/kalah ATP.
De Minaur, yang memenangi gelar ATP 500 di Washington pada Juli, berada di posisi kedelapan dalam ATP Live Race To Turin, menempati posisi kualifikasi terakhir.
Petenis berusia 26 tahun itu menargetkan lolos ke ATP Finals untuk tahun kedua berturut-turut. Selanjutnya di Beijing, ia akan bertemu unggulan ketujuh Jakub Mensik setelah petenis Ceko tersebut mengalahkan petenis Prancis Arthur Cazaux 6-3, 2-6, 6-4.
Mensik, yang memenangi gelar ATP Masters 1000 di Miami, berada di posisi ke-17 dalam Live Race To Turin dan memiliki peluang kecil untuk lolos ke ATP Finals, yang akan diselenggarakan pada 9-16 November.
Jannik Sinner mengatasi ancaman di tengah pertandingan melawan Terence Atmane pada babak kedua China Open, di mana ia akhirnya mematahkan perlawanan petenis kualifikasi tersebut untuk meraih kemenangan 6-4, 5-7, 6-0.
Sinner mengalahkan Atmane dengan relatif mudah bulan lalu di semifinal di Cincinnati, tempat petenis Prancis itu mencapai empat besar. Namun, unggulan teratas di Beijing itu mendapat tekanan yang jauh lebih keras di ajang ATP 500 tersebut.
"Gaya permainannya cukup unik dan dia kidal, dan kami tidak punya banyak pemain kidal. Dia pemain yang sangat hebat dan telah berkembang pesat sejak di Cincinnati," kata Sinner, dikutip dari ATP, Minggu.
Setelah kalah ketat di set pertama, Atmane mematahkan servis Sinner tiga kali di set kedua untuk menyamakan kedudukan, dan seringkali menyerang petenis nomor dua dunia itu dengan ketepatan pukulannya. Namun, petenis berusia 23 tahun itu harus takluk di tangan Sinner, yang meningkatkan agresivitasnya di set penentuan untuk akhirnya melaju ke perempat final lapangan keras ke-13 berturut-turut setelah dua jam 22 menit.
"Dia sedikit kesulitan di set ketiga karena kram, tetapi itu adalah pertandingan babak kedua yang sulit dan penuh tantangan," ujar Sinner.
"Saya sempat unggul dua kali dengan break di set kedua dan saya tidak bisa memanfaatkannya, tetapi inilah olahraga dan ini memang wajar. Mungkin konsentrasinya sedikit menurun dan sedikit gugup, tetapi saya sangat senang bisa lolos ke babak berikutnya."
Mantan juara Beijing, Sinner, mengalahkan Marin Cilic di babak pertama, pertandingan pertamanya sejak kalah dari Carlos Alcaraz di final US Open. Petenis Italia itu kehilangan posisi nomor satu di peringkat ATP setelah kekalahannya dari petenis Spanyol tersebut.
Namun, Sinner akan berusaha untuk mengimbangi rivalnya, Alcaraz, dalam perebutan gelar No.1 ATP akhir tahun pada sisa bulan musim ini. Ia tertinggal 2.590 poin dari petenis berusia 22 tahun yang bertanding di Tokyo tersebut.
Sinner telah memenangi 61 pertandingan terakhirnya di lapangan keras melawan petenis di luar 10 besar dan berharap dapat memperpanjang rekor tersebut saat bertemu petenis peringkat 57 dunia, Fabian Marozsan, pada babak delapan besar. Marozsan mengalahkan Alexandre Muller 6-3, 7-6(5) untuk mencapai perempat final.
Sebelumnya, Alex de Minaur mengalahkan Arthur Rinderknech 6-3, 3-6, 7-6(2) untuk memastikan tempatnya di perempat final di Beijing.
Petenis Australia itu telah meraih 33 kemenangan di lapangan keras, memimpin klasemen tur tahun ini, dan kini telah meraih 15 kemenangan di ajang ATP 500 pada 2025, hanya Alcaraz yang mencatat lebih banyak, yakni 17 kemenangan, menurut indeks menang/kalah ATP.
De Minaur, yang memenangi gelar ATP 500 di Washington pada Juli, berada di posisi kedelapan dalam ATP Live Race To Turin, menempati posisi kualifikasi terakhir.
Petenis berusia 26 tahun itu menargetkan lolos ke ATP Finals untuk tahun kedua berturut-turut. Selanjutnya di Beijing, ia akan bertemu unggulan ketujuh Jakub Mensik setelah petenis Ceko tersebut mengalahkan petenis Prancis Arthur Cazaux 6-3, 2-6, 6-4.
Mensik, yang memenangi gelar ATP Masters 1000 di Miami, berada di posisi ke-17 dalam Live Race To Turin dan memiliki peluang kecil untuk lolos ke ATP Finals, yang akan diselenggarakan pada 9-16 November.