Dusun Mayit: Ketika pendakian berubah jadi teror

Film horor Dusun Mayit menghadirkan kisah pendakian Gunung Welirang yang berubah menjadi perjalanan tanpa jalan pulang penuh teror dan misteri.

Update: 2025-12-24 07:20 GMT

(kiri-kanan) Rizal Mantovani sebagai Sutradara, Ersya Aurelia sebagai Nita, Amanda Manopo sebagai Ayu, Rocky Soraya sebagai Produser, Randy Martin sebagai Raka, dan Fahad Haydra sebagai Aryo dalam acara Press Conference dan Gala Premiere Dusun Mayit pada Selasa (23/12/2025).

Elshinta Peduli

Film Dusun Mayit mengisahkan sebuah pendakian yang sejak awal diniatkan sebagai pelarian dari rutinitas, namun perlahan berubah menjadi perjalanan tanpa jalan pulang.

Cerita berpusat pada empat sahabat—Raka, Aryo, Nita, dan Yuni—yang memutuskan mendaki Gunung Welirang sebagai bentuk liburan sederhana sekaligus ruang untuk bernapas dari persoalan pribadi masing-masing. Alih-alih menemukan ketenangan, keputusan tersebut justru membawa mereka ke dalam pengalaman yang jauh dari kata menenangkan.

Pendakian yang Menjadi Titik Balik

Raka (Randy Martin) tampil sebagai penggagas perjalanan. Dengan keyakinan bahwa alam selalu menawarkan kedamaian, ia berhasil meyakinkan teman-temannya untuk ikut mendaki. Namun, sikap optimistis itu justru menanam benih konflik ketika Raka berulang kali mengabaikan tanda-tanda bahaya di sepanjang jalur pendakian.

Bagi Nita dan Yuni—diperankan oleh Ersya Aurelia dan Amanda Manopo—pendakian ini menjadi pengalaman pertama. Antusiasme awal, kehangatan persahabatan, dan rasa penasaran menutupi kelelahan fisik. Pada tahap ini, segalanya masih terasa ringan dan penuh harapan.

Dusun Misterius di Luar Peta

Situasi berubah drastis ketika mereka tersesat di sebuah padang rumput luas yang dikelilingi ilalang. Di tengah kebingungan, mereka menemukan sebuah pasar yang tampak ramai dan hidup. Tanpa curiga, keempatnya memutuskan beristirahat di sana—sebuah keputusan sederhana yang menjadi titik balik cerita.

Tanpa disadari, mereka telah melangkah ke wilayah yang tak tercantum di peta mana pun. Gunung Welirang seolah membuka pintu menuju dimensi lain, sebuah dusun misterius yang dipenuhi kejanggalan. Sosok asing, teror gaib, dan atmosfer yang tidak wajar mulai mengepung mereka. Dusun itu bukan sekadar sunyi, melainkan menyimpan ancaman dari makhluk yang tidak sepenuhnya manusia.

Elshinta Peduli

Dari sinilah pertanyaan utama film terus bergema: apakah mereka masih memiliki jalan untuk kembali ke dunia nyata?

Dinamika Karakter dan Konflik Psikologis

Keempat pemeran utama membangun dinamika pertemanan yang meyakinkan. Yuni tampil rasional di awal cerita, namun menjadi karakter paling rapuh secara emosional ketika teror kian mendekat. Nita, yang digambarkan percaya diri dan cenderung arogan, perlahan kehilangan kendali saat situasi berubah menjadi mimpi buruk.

Aryo (Fahad Haydra) hadir sebagai sosok paling realistis dan penyeimbang di tengah kepanikan, sekaligus saksi bagaimana rasa takut menggerogoti persahabatan. Sementara Raka tetap berusaha optimistis, namun kecerobohannya dalam membaca situasi justru membawa kelompok semakin jauh dari keselamatan—menegaskan bahwa niat baik tidak selalu berujung pada hasil yang baik.

Pendekatan Visual dan Tantangan Produksi

Secara visual, Dusun Mayit memanfaatkan lokasi alam secara efektif. Pengambilan gambar di kawasan gunung dan hutan menghadirkan kesan nyata sekaligus melelahkan, sejalan dengan kondisi fisik para karakter. Film ini memadukan CGI dan practical effect untuk menampilkan sosok penguasa gaib yang tidak digambarkan secara konvensional, membuat ancaman terasa masif dan mengintimidasi.

Sutradara Rizal Mantovani menyebut kebaruan sebagai tantangan utama dalam menggarap film horor ini.

“Kami mencari kebaruan, seperti apa bentuk kesurupan itu, karena film horor sudah banyak. Di sini kami eksplor bersama di lokasi,” ujar Rizal.

Produser Rocky Soraya mengungkapkan para pemeran utama dipilih tanpa proses casting konvensional.

“Sebagai aktor, mereka memberikan sesuatu yang berbeda. Mereka menjadi karakter itu, bukan diri mereka sendiri,” katanya.

Proses syuting pun diwarnai tantangan ekstrem. Ersya Aurelia mengaku adegan underwater menjadi pengalaman tersulitnya, sementara beberapa pemain juga mengalami kejadian tak biasa selama menginap di lokasi syuting.

Horor tentang Kesesatan dan Konsekuensi

Lebih dari sekadar film horor tentang makhluk halus, Dusun Mayit berbicara tentang kesesatan, ketidaksiapan mental, serta konsekuensi dari meremehkan alam. Dengan atmosfer yang kuat, eksplorasi visual yang serius, dan dinamika karakter yang solid, film ini menawarkan pengalaman horor yang menegangkan sekaligus menguras emosi.

Diproduseri oleh Rocky Soraya dan disutradarai oleh Rizal Mantovani, Dusun Mayit dijadwalkan tayang 31 Desember 2025 di seluruh bioskop Indonesia. Film ini terinspirasi dari kisah para pendaki Gunung Welirang, Malang, Jawa Timur.

Tags:    
Elshinta Peduli

Similar News