Hari Jantung Sedunia 2025, peduli kolesterol sejak dini

Update: 2025-10-01 06:53 GMT

Hari Jantung Sedunia, 29 September 2025

Tanggal 29 September diperingati sebagai Hari Kesehatan Jantung sedunia. Sejatinya, Hari Jantung Sedunia pertama kali dirayakan pada 24 September 2000. Hal itu terjadi setelah diusulkan Federasi Jantung Dunia (World Heart Federation/WHF) bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Hingga akhirnya berubah menjadi tanggal 29 September, sejak tahun 2011, demikian dikutip dari berbagai sumber. Tahun ini, Hari Jatung Sedunia diperingati dengan tema: Don’t Miss a Beat, atau Jangan Lewatkan Detak Jantung.

Seperti diketahui gaya hidup sibuk, makanan serba cepat, hingga kurangnya waktu olahraga membuat kesehatan jantung sering terabaikan. Padahal, kolesterol tinggi bisa hadir tanpa gejala dan diam-diam mengganggu tubuh.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, satu dari tiga orang dewasa di Indonesia hidup dengan kolesterol tinggi, dan banyak di antaranya tidak menyadari sampai kondisi sudah serius. Tidak heran penyakit jantung dan stroke masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia.

Kesadaran menjaga kolesterol sering kali baru hadir ketika tubuh memberi tanda bahaya lewat hasil cek kesehatan. Padahal, menurut para ahli, langkah pencegahan sebaiknya dimulai lebih awal agar kualitas hidup tetap terjaga.

“Faktanya, banyak orang baru peduli kolesterol setelah masalah datang, padahal kolesterol tinggi sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun. Inilah yang membuatnya disebut sebagai silent killer,” jelas dr. Mariani Leman, Direktur PT NutriSains (Pharos Group), dikutip dari keterangan tertulis.

Menurut dr. Mariani, kesehatan jantung tidak hanya menyangkut pencegahan penyakit, tetapi juga investasi jangka panjang bagi kualitas hidup. Dijelaskan dalam rangka Hari Jantung Sedunia, PT Pharos Indonesia memperkenalkan Omepros, suplemen dengan kandungan Omega 3, 6, 9 dan GLA.

Kolesterol tinggi bukan hanya persoalan usia lanjut. Pekerja muda, lanjutnya, dengan gaya hidup sibuk, pola makan tinggi gorengan dan santan, hingga kurang berolahraga juga berisiko. WHO mencatat bahwa menjaga kadar kolesterol tetap normal dapat menurunkan risiko penyakit jantung hingga 50 persen.

Karena itu, katanya, baik perempuan aktif di usia produktif maupun lansia yang ingin tetap sehat dianjurkan lebih peduli pada kesehatan jantung sejak sekarang. “Kunci hidup sehat bukan hanya olahraga dan pola makan, tapi juga dukungan nutrisi yang tepat,” tambah dr. Mariani seraya menambahkan produk ini sudah mengantongi izin edar BPOM dan sertifikat Halal MUI.

Hari Jantung Sedunia menjadi pengingat bahwa menjaga kesehatan tidak bisa ditunda. Perempuan, sebagai pengatur pola makan keluarga sekaligus penopang gaya hidup sehat di rumah, memiliki peran penting untuk memulai langkah sederhana agar jantung tetap berdetak kuat di masa kini maupun mendatang. (Ter)

Similar News