Minum air dan simpan sisa makanan jika alami dugaan keracunan MBG
Arsip foto - Pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada siswa SDN Bangka 01 Pagi, Jakarta, Senin (13/1/2025). ANTARA/Luthfia Miranda Putri.
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama menyarankan siswa untuk meminum air putih dan menyimpan sisa makanan jika mengalami gejala dugaan keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai langkah pertolongan pertama.
"Kalau mau pertolongan pertama, maka stop makannya, simpan sisa makanan untuk diperiksa dan anaknya dapat diberi air putih biasa saja," kata Tjandra saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Direktur Penyakit Menular pada Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara itu menambahkan, jika keluhan semakin memberat, maka harus segera dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit.
Diharapkan dokter maupun tenaga kesehatan bisa langsung memeriksa kondisi anak usai diduga keracunan makanan.
"Kalau keracunan ketika sedang makan MBG, maka memang sebaiknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan," katanya.
Dia mengusulkan kepada Badan Gizi Nasional (BGN) dan pemerintah terkait mengenai tiga evaluasi MBG yang diperlukan mengingat keracunan masih marak terjadi.
"Evaluasi kenapa keracunan masih terjadi dan belajar dari pengalaman ribuan kasus keracunan untuk tindakan ke depan," katanya.
Kemudian, pentingnya evaluasi mutu gizi MBG dan melakukan survei kepuasan dan survei kohort sampai beberapa tahun ke depan. Lalu, evaluasi lainnya, yakni pelaksanaan MBG yang juga menyesuaikan kondisi dan situasi lokal di tiap daerah.
Hingga Oktober 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan 60 siswa di 10 sekolah di wilayah Jakarta diduga keracunan menu Program MBG. Penyebab keracunan MBG disebabkan oleh bakteri. Dinkes DKI sedang mempercepat penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) untuk Satuan Penyelenggara Program Gizi (SPPG). Terdapat 180 SPPG di Jakarta, namun belum ada yang mengantongi sertifikat laik sehat.