VIGENK: Buat Mikael Jasin, kopi bukan sekadar minuman tapi cerita panjang
Mikael Jasin, world barista champion
Dalam rangka Hari Kopi Internasional, Radio Elshinta melalui program Visi Generasi (VIGENK) menghadirkan Mikael Jasin, Jumat (3/10/2025). Dalam perbincangan hangat tersebut, barista profesional sekaligus World Barista Champion berbagi perjalanan kariernya, filosofi kopi, hingga pesan untuk generasi muda Indonesia.
Mikael bercerita bahwa ketertarikannya pada kopi bermula sejak masa kuliah di Melbourne, Australia. Awalnya hanya pekerjaan sampingan, namun lama-kelamaan ia merasa dunia kopi punya daya tarik lebih.
“Waktu itu saya kerja part-time di kafe. Dari situ ketemu banyak orang, ngobrol banyak hal, dan akhirnya sadar, kopi bukan sekadar minuman, tapi punya komunitas dan makna yang luas,” ungkap Mikael kepada news anchor Yuyun Arbayah.
Kecintaannya semakin dalam ketika ia mencoba mengikuti kompetisi barista. “Kompetisi memaksa saya untuk latihan, presentasi, dan meningkatkan skill. Dari situ saya sadar, kopi bisa jadi jalan karier serius,” tambahnya.
Sebagai juara dunia, Mikael mengakui perjalanan menuju panggung internasional tidak mudah. “Kompetisi kopi itu mirip olahraga. Ada seleksi regional, nasional, baru bisa maju ke kejuaraan dunia. Tantangannya bukan hanya bikin kopi, tapi juga presentasi ide, inovasi, sampai isu global industri kopi,” jelasnya.
Bagi Mikael, kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup lintas generasi. “Ini minuman paling diplomatis. Buat ngobrol, meeting, atau sekadar ‘nongkrong’, kopi selalu hadir. Apalagi generasi muda sekarang, konsumsi alkohol turun, kopi jadi pilihan utama,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa industri kopi terbuka luas, bukan hanya soal jadi barista. “Ada banyak peluang lain: pertanian, ekspor, roasting, branding, sampai konsultasi. Jadi anak muda bisa terlibat dari banyak sisi,” kata Mikael.
Bagi yang ingin mulai terjun, Mikael berpesan jangan takut meski tidak punya latar belakang F&B. “Saya juga dulu mulai dari nol, bahkan nyuci piring dulu sebelum bisa bikin kopi. Yang penting jangan instan, ada prosesnya,” tegasnya.
Menurutnya, setiap cangkir kopi menyimpan perjalanan panjang. “Sebelum sampai ke gelas, ada ratusan tangan yang terlibat: petani, prosesor, roaster, hingga barista. Jadi kopi itu punya cerita, bukan cuma rasa,” jelasnya.
Pengalaman berkeliling dunia sebagai World Barista Champion juga membuka mata Mikael. “Kopi ternyata bisa menyatukan banyak orang, meski beda negara dan bahasa, tapi bisa ngobrol panjang hanya karena secangkir kopi,” tuturnya.
Di akhir perbincangan, Mikael memberikan pesan inspiratif: “Apapun passion kalian, jangan takut untuk tekun. Karier saya hanya di kopi, dari belakang mesin sampai jadi juara dunia. Jadi kalau kalian punya passion, jalani dengan konsisten. Jangan instan, nikmati prosesnya.”
Ketika diminta menggambarkan kopi dengan satu kata yang mewakili semangat anak muda Indonesia, Mikael memilih kata “powerful”. “Kopi itu powerful, bukan hanya bikin melek, tapi juga punya kekuatan untuk menghubungkan orang, menggerakkan ide, dan memberi energi,” pungkasnya.
Penulis: Dedy Ramadhany/Ter