Daun kelapa sawit, inspirasi Ratih Wahyu Saputri dalam rancangan busananya

Warna alami dari daun kelapa sawit, menjadi inspirasi designer Ratih Wahyu Saputri yang juga pemilik Karpas Ethnique, dalam menampilkan 15 rancangan busananya.

By :  Widodo
Update: 2025-12-06 06:16 GMT

Warna busana menggunakan pewarnaan dari daun kelapa sawit. Pewarna alami yang diekstrak dari daun kelapa sawit yang selama ini hanya dianggap sebagai limbah. (foto: ist)

Jakarta - Warna alami dari daun kelapa sawit, menjadi inspirasi designer Ratih Wahyu Saputri yang juga pemilik Karpas Ethnique, dalam menampilkan 15 rancangan busananya.

Dengan perpaduan antara teknik tradisional dan sentuhan modern, Ratih membuktikan bahwa fashion bisa menjadi sarana mengekspresikan kreativitas sekaligus mendukung kelestarian lingkungan.

Designer Ratih Wahyu Saputri yang mengangkat eventnya bertema, Karpas Dyealogue 2025 ini, dapat memukau para tamu dengan koleksi busana yang tidak hanya memamerkan keindahan desain, tetapi juga mengangkat tema keberlanjutan melalui penggunaan warna alami yang dipadukan secara apik dalam setiap detail.

Di hadapan para tamu yang menghadiri event fashion show itu, para model wanita dan pria, berjalan menampilkan busana-busana yang tampak elegan, namun tetap dekat dengan alam. Model busana yang ditampilkan diantaranya, Sarana, purna, kencana, calamaya, soga, serenara, rajasa.

"Kami menggunakan warna bumi. Yakni, menggunakan pewarnaan dari daun kelapa sawit. Pewarna alami ini diekstrak dari daun kelapa sawit yang selama ini hanya dianggap sebagai limbah.

Melalui proses manual dan riset yang panjang, tanpa bahan kimia sintetis, daun ini diolah kembali menjadi sumber warna yang ramah lingkungan, aman untuk kulit, dan bernilai tinggi," ujar designer Ratih.

Setiap karya yang ditampilkan merupakan hasil dari penelitian mendalam tentang pewarnaan alami, di mana Ratih mengeksplorasi berbagai bahan alami untuk menciptakan palet warna yang kaya dan beragam.

Busana-busana ini tidak hanya memancarkan estetika yang kuat, tetapi juga membawa pesan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi dampak negatif industri fashion terhadap alam.

Dengan perpaduan antara teknik tradisional dan sentuhan modern, Ratih membuktikan bahwa fashion bisa menjadi sarana untuk mengekspresikan kreativitas sekaligus mendukung kelestarian lingkungan.

Karpas Ethnique tak hanya menampilkan fashion show dengan model busananya, tapi juga menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) yang disambut meriah para tamunya.

Forum yang mempertemukan para pelaku bisnis fashion ini, dilandasi oleh satu pandangan sederhana namun kuat, bahwa bumi tidak pernah menciptakan sesuatu yang sia-sia. Segala yang tumbuh dari tanah, setiap lembar daun, serat, dan warna, membawa potensi yang menunggu untuk ditemukan dan dimaknai kembali oleh manusia.

Penampilan designer Ratih, menjadi bukti bahwa keindahan dan kesadaran lingkungan dapat bersatu dalam karya yang luar biasa. (Dd)

Tags:    

Similar News