Dinkes sebut ada 273 temuan kasus HIV baru di Papua Barat
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat menyebut berdasarkan temuan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) tahun 2025 terdapat 273 kasus baru positif HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat menyebut berdasarkan temuan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) tahun 2025 terdapat 273 kasus baru positif HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Kepala Dinkes Papua Barat Alwan Rimosan di Manokwari, Senin, mengatakan penemuan kasus baru selama periode Januari-Maret 2025 terdiri atas 117 laki-laki dan 156 perempuan yang terpapar HIV.
"Ini membuktikan HIV masih menjadi masalah kesehatan yang serius," katanya saat peringatan Hari AIDS sedunia.
Menurut dia, penanganan terhadap penyakit HIV membutuhkan kolaborasi multisektor serta layanan kesehatan yang mudah diakses masyarakat, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Prevalensi HIV di seluruh Tanah Papua mencapai 1,44 persen pada populasi umum, yang menunjukkan kategori epidemi meluas (generalized epidemic) dan tantangan terbesar tidak hanya berkaitan dengan pengobatan.
"Tetapi juga stigma, diskriminasi, dan hambatan akses layanan di lapangan," ucap Alwan.
Oleh karena itu, kata dia, layanan pengobatan HIV harus lebih dekat dengan masyarakat serta perlu menerapkan pendekatan budaya sesuai karakteristik daerah pegunungan, pesisir, dan wilayah pedalaman.
Pihaknya juga mendapat dukungan signifikan dari Global Fund–ATM Komponen AIDS, termasuk penguatan layanan HIV, TB, IMS, penyediaan obat ARV dan reagen, peningkatan kapasitas SDM, serta pendampingan komunitas.
“Mari kita manfaatkan data, termasuk STBP 2025, untuk membangun program yang berbasis bukti dan berpihak pada masyarakat,” ucapnya.
Ia menegaskan Papua Barat tidak dapat mencapai visi Papua Barat Sehat apabila stigma terhadap orang dengan HIV (ODHIV) masih mengakar di tengah lingkungan masyarakat setempat.
Pihaknya kemudian menginisiasi komitmen bersama menuju Papua Barat tanpa stigma dan bebas AIDS, dengan pesan utama ODHIV bagian dari keluarga, berhak hidup bermartabat, dan stigma membunuh lebih cepat daripada virus.