Gastrodiplomasi lewat kekayaan kuliner Indonesia

Pemerintah Indonesia terus berupaya memperluas jangkauan perekonomian dari sektor pariwisata, khususnya bidang kuliner atau gastronomi.

Update: 2025-10-17 14:10 GMT

Sumber foto: Antara/elshinta.com.

Pemerintah Indonesia terus berupaya memperluas jangkauan perekonomian dari sektor pariwisata, khususnya bidang kuliner atau gastronomi.

Karena itu, Kementerian Pariwisata menghadirkan program tur gastronomi dalam ajang “Pameran Pangan Nusa 2025” pada 15–18 Oktober 2025 di Tangerang. Pameran itu mengusung tema "Mendorong Produk Lokal Menembus Pasar Global".

Pada akhirnya, promosi kuliner ini bukan sekadar tentang makanan, melainkan menjadi jalan dalam upaya gastrodiplomasi.

Lewat promosi kuliner itu, Indonesia ingin menunjukkan bahwa negara ini layak dan wajib dikunjungi oleh wisatawan asing, bahkan disahabati, bukan hanya karena keindahan alam dan seni budayanya.

Indonesia, dengan bentang geografis yang luas, diikuti budayanya yang juga beragam, khususnya terkait kuliner untuk memanjakan lidah.

Kementerian Pariwisata juga ingin mewartakan kepada masyarakat dunia bahwa kekayaan kuliner Indonesia bukan hanya tentang cita rasa, tetapi juga tentang warisan budaya dan pengalaman yang menyertainya.

Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenpar Rizki Handayani menyampaikan bahwa program tersebut merupakan bagian dari kampanye pariwisata Indonesia yang naik kelas, dari sebelumnya yang hanya mengandalkan keindahan alam.

Program pengenalan kekayaan kuliner ini bertujuan untuk mendorong gastronomi Indonesia sebagai kekuatan baru dalam promosi pariwisata, sekaligus membuka peluang investasi dan jejaring bisnis di sektor tersebut.

Pemerintah terus bergerak, lalu bagaimana dengan masyarakat pemilik kekayaan budaya kuliner? Membayangkan kuliner kelas rakyat khas Indonesia bisa dijajakan di luar negeri, rasanya tidak mungkin terwujud.

Kita mungkin minder dengan kuliner yang lebih banyak disukai anak-anak tingkat sekolah dasar itu. Bagaimana mungkin kudapan murahan bisa ditawarkan kepada masyarakat luar negeri?

Eh, jangan pesimis dulu. Coba kita lihat tayangan video di media sosial yang menyajikan kuliner khas Indonesia, yakni "cilok", dan ternyata disukai oleh orang asing.

Luar biasanya, negara yang dirambah itu adalah Korea Selatan. Negeri Ginseng itu, selama ini dikenal negara dengan beragam masakan khasnya yang lebih dahulu telah merambah Indonesia.

Dalam tayangan video itu, seorang lelaki Korea Selatan menjajakan kuliner khas Indonesia "cilok" atau "aci dicolok". Aci adalah kudapan dari adonan tepung dengan beberapa bumbu, yang kemudian ditusuk atau dicolok dengan bambu.

Penjual cilok keliling tersebut mengadopsi lengkap model penjualan kuliner khas asal Jawa Barat itu. Ia menggunakan sepeda onthel sambil berkeliling ke beberapa lokasi, dengan menempatkan wadah jualan di bagian belakang sepeda.

Kuliner cilok produk orang Korea yang istrinya dari Sunda itu juga dijual dalam kondisi panas, seperti aslinya di Indonesia. Dagangan itu dirasa cocok dengan cuaca dingin di Korea, sehingga cilok menjadi penganan penghangat tubuh.

Tayangan video di media sosial itu menunjukkan bahwa Indonesia layak melebarkan pengaruh budaya, khususnya kuliner, ke negara yang dalam banyak aspek terlihat lebih maju dari negara kita.

Sementara itu, masih tentang kekayaan makanan asal Jawa Barat, yakni seblak yang sudah merambah Thailand, seperti yang juga tersaji di media sosial. Tidak jelas, apakah penjual seblak ini orang Thailand atau orang Indonesia yang tinggal di Negeri Gajah Putih itu. Hal yang pasti seblak disukai oleh orang Thailand.

Kedua jenis kudapan itu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kekayaan kuliner atau gastronomi yang layak dijajakan ke masyarakat internasional.

Mengenai kekayaan budaya Indonesia, jadi teringat pernyataan dosen budaya di salah satu perguruan tinggi di Kota Seoul. Dia menyebut bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tidak kalah dengan Korea Selatan. Dia menyebut, salah satunya adalah musik dangdut.

Kekayaan musik dan budaya lainnya dari Indonesia belum dikelola secara masif dan diperkenalkan ke khalayak internasional. Korea Selatan, dengan musiknya yang tidak terlalu melimpah, mampu membius pemuda di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia untuk menggandrungi.

Korea berhasil membius dunia dengan trademark Korea Pop atau K-Pop. Ini juga termasuk produk drama dan kosmetik Korea, bahkan makanan.

Cilok telah memulai penetrasi balik ke Korea, setelah Indonesia diserbu kuliner negeri itu, seperti corn dog atau ramyeon. Walaupun baru dilakukan oleh satu orang, tidak menutup kemungkinan nanti menyebar massal, termasuk budaya yang menyertai, yakni jualan keliling.

Selama ini, Korea tidak mengenal adanya pedagang keliling, seperti di Indonesia.

Demikian juga dengan seblak yang mulai mempengaruhi lidah orang Thailand, dengan varian rasa bumbu dan toping-nya yang beragam.

Seperti gayung bersambut, fenomena masuknya kuliner Indonesia ke Korea Selatan dan Thailand berbarengan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk memperluas komoditas wisata budaya.

Bagaimana kita berharap dari seorang penjual cilok keliling di Korea Selatan mampu mendongkrak pariwisata kuliner Indonesia? Semua memang berawal hal sederhana dan kecil.

Untuk urusan lidah, ada semacam jangkar pemikat dalam pikiran dan rasa bagi penikmatnya. Jangkar itu jika terus melebar ke banyak orang akan berimbas pada rasa penasaran.

Ketika seseorang atau banyak orang merasakan nikmatnya cilok dan seblak, mereka akan penasaran dengan jenis kuliner baru. Mereka akan tahu bahwa kudapan berbentuk bulat yang terbuat tepung kanji itu berasal dari salah satu suku di Indonesia, yakni Jawa Barat.

Magnet berikutnya adalah munculnya pertanyaan di mana Jawa Barat itu di pikiran penikmat cilok dan seblak. Mereka kemudian ingin berkunjung ke Jawa Barat.

Di era digital ini, orang dari luar wilayah yang memasuki wilayah tertentu akan terpancing untuk menyebarkannya di media sosial. Tayangan itu akan mengundang orang lain di negaranya penasaran untuk juga berkunjung ke Indonesia.

Lewat kuliner, hubungan emosional antara masyarakat Indonesia dengan Korea Selatan dan Thailand akan semakin dekat. Kedekatan ini juga meningkatkan kekuatan tak kentara dalam membina hubungan internasional.

Tags:    

Similar News