Studi kelayakan wujudkan ekosistem kendaraan listrik di Nusa Penida
Pulau Nusa Penida yang berada di wilayah Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, kedepannya sudah tidak bisa hanya terus mengandalkan kendaraan bermotor yang kebanyakan masih berbahan bakar minyak dengan pasokan energi yang mahal dan tidak stabil.
Sumber foto: Eko Sulestyono/elshinta.com.
Pulau Nusa Penida yang berada di wilayah Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, kedepannya sudah tidak bisa hanya terus mengandalkan kendaraan bermotor yang kebanyakan masih berbahan bakar minyak dengan pasokan energi yang mahal dan tidak stabil.
Sehingga untuk mewujudkan hal itu maka diperlukan semangat kerja sama dan juga dibutuhkan satu kesadaran yang menyatukan seluruh stakeholder dengan pihak terkait lainnya karena pulau ini membutuhkan lompatan, bukan hanya sekadar langkah.
Hari ini, perjalanan itu resmi dimulai melalui Kick-Off Studi Kelayakan Elektrifikasi Kendaraan di Nusa Penida, yang dipimpin oleh INAKO, bersama AISMOLI, didukung Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten Klungkung, PLN, Lembaga Peneliti Independen, serta stakeholders lainnya.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, yang menegaskan bahwa upaya ini sejalan dengan visi Bali menuju Net Zero Emission 2045 dan Bali Low Emission Zone Initiative (BLEZI).
Di balik pesona pantai Nusa Penida yang mendunia, ada tantangan yang semakin mendesak untuk dijawab.
Pulau ini sangat bergantung pada BBM yang harus dikirim lintas laut. Sistem kelistrikan masih mengandalkan PLTD dan memiliki biaya tinggi
Jumlah kendaraan wisata meningkat tajam setiap tahun dirambah dengan kondisi geografis dan kontur jalan menuntut kendaraan yang bandel dan aman
Dengan lebih dari 600.000 wisatawan per tahun dan ribuan motor rental yang beroperasi harian, pulau ini membutuhkan solusi yang lebih cerdas, lebih bersih, dan lebih berkelanjutan.
Pada sesi diskusi, muncul satu pesan tegas dari seluruh pemangku kepentingan: Elektrifikasi kendaraan bukan cukup. Yang dibutuhkan adalah transformasi ekosistem secara end-to-end.
Maka kedepannya juga diperlukan spesifikasi kendaraan harus sesuai dengan kontur Nusa Penida yang berbukit dan ekstrem.
Kemudian diperlukan Charging station dan battery swap harus didukung energi terbarukan serta baterai dan durability menjadi faktor kritikal.
Selanjutnya juga after sales service, suku cadang, dan pusat perawatan harus dipastikan keberadaannya.
Pelibatan warga lokal dalam operasional dan pemeliharaan menjadi keharusaan dimana tantangan sosial seperti kendaraan tanpa dokumen, kebiasaan berkendara, dan aspek keselamatan wajib menjadi bagian kajian.
Berikutnya juga menghadirkan use case yang menggambarkan satu ekosistem lengkap—dari kendaraan hingga infrastruktur energi
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Provinsi Bali, I Kadek Mudarta mengatakan: Ini bukan soal mengganti bensin dengan listrik. Ini soal memastikan sistemnya bekerja.
“Studi ini (tentang kendaraan listrik) harus mampu memetakan tantangan secara rinci dan memberikan rekomendasi yang realistis. Dengan begitu, implementasinya bukan hanya layak, tetapi dapat berlanjut secara berkelanjutan,” kata I Kadek Mudarta, seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Eko Sulestyono, Senin (17/11).
Sementara itu INAKO (PT INAKO Kreta Udhaya) dikenal merupakan perusahaan penggerak pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Dengan fokus pada implementasi solusi mobilitas hijau berbasis energi bersih dan model bisnis berkelanjutan.
Melalui kolaborasi strategis dengan pemerintah, industri, dan mitra internasional, INAKO mendorong lahirnya pilot project EV yang dapat direplikasi di berbagai wilayah
“Apa yang kita mulai hari ini bukan sekadar studi teknis. Kita sedang merancang masa depan transportasi dan energi Nusa Penida, agar lebih bersih, lebih mandiri, dan lebih inklusif,” kata Oh Suchang dari INAKO.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka INAKO juga telah melakukan Survei teknis lapangan dan Analisis permintaan kendaraan dan energi
Kemudian Mapping lokasi charging dan swap station, Identifikasi model bisnis dan regulasi, Penyusunan skenario implementasi dan quick wins pilot dan Hasil studi akan dirilis sebagai Roadmap Green Mobility Nusa Penida 2026–2030.
Ini merupakan sebuah transformasi baru dimulai Sejarah perubahan besar tidak dimulai dengan jawaban. Ia dimulai dengan keberanian bertanya, berani memulai, dan berani berkolaborasi.
Kolaborasi lintas sektor membuka babak baru bagi green mobility, energi terbarukan, dan pembangunan ekosistem transportasi berkelanjutan di pulau ikonik Bali.