Kemenhaj bertemu 2 Syarikah terpilih, komitmen pelayanan aman, nyaman dan berkualitas
Pertemuan Menhaj Gus Irfan dengan 2 Syarikah di Jeddah, beberapa waktu lalu
Kementerian Haji Republik Indonesia yang dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen menghadirkan pelayanan ibadah haji yang nyaman, aman, dan terjangkau bagi jamaah Indonesia. Komitmen tersebut disampaikan dalam pertemuan resmi antara Menteri Haji dan Umrah Mochamad Irfan Yusuf dengan dua Syarikah terpilih, yaitu, Rakeen dan Al-Bait Guest, di Jeddah, beberapa waktu lalu. Mereka akan menjadi mitra utama dalam penyelenggaraan layanan bagi jamaah haji Indonesia di Arab Saudi, musim haji 2026.
Dalam arahannya, Menteri Haji dan Umrah, yang akrab disapa Gus Irfan menekankan bahwa Kementerian merupakan wajah baru integritas yang menjunjung tinggi prinsip transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme. “Tidak boleh ada permainan sedikit pun dalam proses pelaksanaan haji. Tidak ada perlakuan khusus kepada pimpinan, perwakilan, maupun pihak mana pun kecuali untuk jamaah Indonesia. Kita mulai dengan proses yang bersih, transparan, dan akuntabel,” tegas Gus Irfan.
Kemenhaj juga mengingatkan apabila ada pihak yang mengatasnamakan pimpinan, ataupun Kementerian meminta imbalan atau fasilitas, maka hal tersebut tidak benar dan tidak dapat dibenarkan. “Kami tidak membutuhkan perlakuan khusus. Kami akan berbaur bersama jamaah. Apabila Syarikah memperoleh keuntungan dari kerja sama ini, wujudkanlah dalam bentuk peningkatan pelayanan kepada jamaah,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kemenhaj meminta dukungan kedua Syarikah memperjuangkan lokasi terbaik bagi jamaah Indonesia di Masyair. Selama dua tahun terakhir, jamaah Indonesia menempati zona 3 dan 4, dan Kementerian menegaskan tidak ingin jamaah ditempatkan di zona 5. “Kami akan dianggap gagal jika jamaah Indonesia masih ditempatkan di zona 5. Karena itu, perjuangkanlah agar jamaah kita mendapatkan tempat terbaik,” ungkap Gus Irfan.
Selain itu, disepakati pula bahwa kerja sama dengan kedua Syarikah akan bersifat jangka panjang selama tiga tahun, dengan mekanisme evaluasi rutin setiap penyelenggaraan haji. Kementerian meminta agar Syarikah terus meningkatkan kualitas pelayanan, termasuk kapasitas akomodasi, tenda, serta fasilitas sanitasi.
“Kami mendorong kedua Syarikah bersaing secara sehat dan terbuka. Evaluasi akan dilakukan setiap tahun. Dan apabila ditemukan pelayanan yang tidak sesuai standar, maka dapat diberikan sanksi hingga pemutusan kontrak,” tegasnya.
Gus Irfan juga mengingatkan adanya sejumlah catatan perbaikan dari penyelenggaraan sebelumnya, terutama terkait data jamaah dan beberapa markaz yang perlu ditingkatkan kualitasnya. Tahun 2026, Indonesia akan memberangkatkan 203.320 jamaah, dan seluruh pihak diharapkan dapat memberikan pelayanan terbaik tanpa terkecuali.
Memperkuat sinergi, Kementerian Haji mendorong agar komunikasi antara tim Syarikah dan tim Kementerian dilakukan secara intensif baik di Saudi maupun di Indonesia. Hal ini khususnya dalam hal pendataan jamaah, pembagian bus, pengaturan hotel, konsumsi, diharapkan telah tuntas sebelum bulan Ramadan. Dan juga kartu nusuk bisa dibagikan di Indonesia. Kementerian juga mendukung Syarikah mempekerjakan tenaga pendukung atau musiman asal Indonesia, guna mempermudah komunikasi dan koordinasi di lapangan.
Melalui pertemuan ini, Kementerian Haji menegaskan tekad mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji yang bersih, profesional, dan berorientasi pada jamaah, sesuai dengan semangat reformasi pelayanan publik yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Penulis: Bhery Hamzah/Ter