Polisi Kanada batasi penggunaan drone asal China atas alasan keamanan
Polisi Berkuda Kanada (RCMP) memutuskan untuk membatasi penggunaan armada drone buatan China dengan alasan “risiko keamanan tinggi”, demikian dilaporkan CBC pada Selasa.
Ilustrasi - Drone atau pesawat nirawak. (ANTARA/Xinhua)
Polisi Berkuda Kanada (RCMP) memutuskan untuk membatasi penggunaan armada drone buatan China dengan alasan “risiko keamanan tinggi”, demikian dilaporkan CBC pada Selasa.
RCMP akan mengalihkan sebagian besar sistem pesawat tanpa awak (RPAS) yang mereka operasikan, dengan alasan adanya kekhawatiran mendalam terkait asal-usul dari perangkat tersebut, yaitu buatan China.
Laporan itu mengutip tanggapan tertulis yang dikirimkan lembaga penegak hukum tersebut kepada Komite Keamanan Nasional Senat.
Dari total 1.230 unit RPAS yang dioperasikan RCMP, 973 di antaranya dibuat di China, atau sekitar 80 persen dari seluruh armada.
RPAS buatan China itu akan dibatasi penggunaannya hanya untuk “operasi non-sensitif.”
Sebagian besar kekhawatiran terkait pengoperasian drone berhubungan dengan risiko yang timbul dari sistem komunikasi dan transmisi data drone tersebut, menurut para ahli yang dikutip dalam laporan.
Namun, laporan itu juga mencatat bahwa mengganti 973 RPAS akan menelan biaya sekitar 30 juta dolar Kanada (21,4 juta dolar AS/355 miliar rupiah), atau sekitar 25.000 dolar AS (sekitar 415 juta rupiah) per unit.
Biaya tersebut dikaitkan RCMP dengan harga drone non-China yang hampir dua kali lebih mahal.
Saat ini, RCMP mengandalkan 232 drone buatan Prancis, AS, dan Belgia untuk melakukan operasi sensitif.
Lembaga penegak hukum itu tidak mengoperasikan satu pun RPAS buatan Kanada, tambah laporan tersebut.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti