Prabowo serukan perdamaian di Sidang Umum PBB: Negara saya tahu betul rasa sakit dijajah

Update: 2025-09-24 00:15 GMT

Presiden Prabowo Subianto tampil berpidato di Sidang Umum PBB, di New York, AS, Selasa (23/9/2025) malam waktu Indonesia

Presiden Prabowo Subianto menyerukan kepada dunia untuk menolak doktrin legendaris dari Thucydides yaitu “the strong do what they can, the weak suffer what they must” dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025).

Ia menegaskan, PBB didirikan justru untuk menolak logika kekuasaan yang menindas pihak lemah dan memastikan keadilan bagi semua bangsa. “Kita harus menolak doktrin ini. PBB ada untuk menolak doktrin ini. Kita harus berdiri untuk semua, baik yang kuat maupun yang lemah. Right cannot be right. Right must be right,” tegas Prabowo di hadapan para kepala negara, kepala pemerintahan, dan delegasi dari hampir seluruh negara di dunia.

Prabowo dalam kesempatan itu juga mengingatkan bahwa meski berbeda ras, agama, dan kebangsaan, seluruh umat manusia berkumpul di ruang sidang itu sebagai satu keluarga besar. “Kita hadir di sini sebagai sesama manusia, masing-masing diciptakan setara, dianugerahi hak yang tak dapat dicabut atas kehidupan, kebebasan, dan upaya meraih kebahagiaan,” ujarnya.

Ia pun menceritakan perjalanan panjang bangsa Indonesia keluar dari kolonialisme, kemiskinan, dan apartheid, serta peran penting PBB dalam membantu Indonesia meraih kemerdekaan dan pembangunan awal. “Negara saya tahu betul rasa sakit ini. Selama berabad-abad, rakyat Indonesia hidup di bawah penjajahan, penindasan, dan perbudakan. Kami diperlakukan lebih rendah dari anjing di Tanah Air kami sendiri.”

Penulis: Rama Pamungkas/Ter

Similar News