Kolaborasi seni RI-Jepang sedot antusiasme pengunjung di `Indonesia Japan Friendship Festival 2025`

Guyuran hujan tidak menyurutkan antusias ribuan pengunjung Indonesia Japan Friendship Festival (IJFF) 2025 menikmati ragam tampilan kesenian Indonesia – Jepang pada hari ke-2 IJFF 2025 di Taman Yoyogi, Tokyo, Minggu 19 Oktober 2025. Mulai dari penampilan kesenian Reog Sakura Manggala hingga Raspati & Pia ex Utopia.

Update: 2025-10-22 11:10 GMT

Sumber foto: KBRI Tokyo/elshinta.com.

Guyuran hujan tidak menyurutkan antusias ribuan pengunjung Indonesia Japan Friendship Festival (IJFF) 2025 menikmati ragam tampilan kesenian Indonesia – Jepang pada hari ke-2 IJFF 2025 di Taman Yoyogi, Tokyo, Minggu 19 Oktober 2025. Mulai dari penampilan kesenian Reog Sakura Manggala hingga Raspati & Pia ex Utopia.

Indonesia Pusaka menjadi lagu pembuka Raspati yang sontak mengundang puluhan ribu warga Indonesia dan Jepang yang memadati area halaman panggung IJFF 2025 ikut menyanyi. Berturut-turut 6 lagu dibawakan diantaranya lagu Manusia Paling Indah yang bernuansa pop manis karya Raspati dan beberapa lagu dari musisi Indonesia seperti Separuh Nafas (cover Dewa); Ojo Dibandingke (Cover Farel Prayoga); dan lagu Sayang (Cover Via Vallen) dibawakan secara apik oleh Raspati.

“Ada sedikit perbedaan dari set list lagu yang kami bawakan di hari pertama. Kami coba sesuaikan dengan audiens yang makin antusias dan keren. Kerja keras mereka selama di Jepang sangat menginspirasi kami untuk membuat lagu buat warga Indonesia di Jepang. Kami harap mereka terus pelajari hal-hal baik di Jepang,” ujar Chitraspati sang vokalis dan Chandraspati bassist.

Sementara itu, sebanyak 6 lagu dibawakan Pia ex Utopia dengan dukungan instrumen dari Raspati, diantaranya Babydoll; Monster; Mencintaimu Sampai Mati; dan Antara Ada dan Tiada. Pia yang bernama lengkap Pia Fellini tampil bersama sang suami sekaligus gitaris Muhammad Tubagus Farhan, mengaku sangat senang bisa tampil di IJFF 2025 menghibur warga Indonesia yang tinggal di Jepang.

“Semangat terus untuk teman-teman di Jepang. Jaga ketertiban, jaga nama baik Indonesia dan terus promosikan Indonesia sebagai bangsa yang baik. Untuk para musisi Indonesia tetap semangat untuk terus berkarya,” kata Pia Fellini.

Tidak hanya warga Indonesia, warga Jepang juga turut menikmati gelaran IJFF 2025. Hal itu terlihat saat grup kesenian Reog Sakura Manggala unjuk penampilan. Berturut-turut rangkaian kesenian Reog mulai dari tampilan Tarian Jathil, Warok, Bujang Ganong, Klono Sewandono hingga berpuncak pada penampilan Singo Barong (Dadak Merak), membuat larut suasana para pengunjung menyaksikan Reog Sakura Manggala dengan diiringi alat musik tradisional seperti Kendang, Gong, Kenong, Ketipung, Angklung dan Sompret.

“Grup kami dibentuk pada Desember 2024. Mulai dari peralatan dan perangkat atribut itu kami datangkan dari Indonesia. Semua dari urunan teman-teman Ponorogo yang ada di Jepang. Kami juga pernah tampil di festival yang digelar pihak Jepang. Sangat luar biasa bisa mementaskan kesenian Ponorogo dihadapan banyak orang. Kami bangga bisa melestarikan budaya Indonesia di Jepang dan di terima baik, tidak hanya warga Indonesia tapi juga masyarakat Jepang,” terang Edy Ryanto selaku penasehat dan salah satu pendiri grup Reog Sakura Manggala.

Grup kesenian Senba Taiko atau seni memukul drum tradisional berukuran besar dari Jepang juga cukup memeriahkan suasana panggung pertunjukan. Di akhir pertunjukan mereka berkolaborasi dengan Persatuan Isteri Indonesia-Jepang (PIIJ) dengan membawakan beberapa tarian diantaranya tari Maumere dari Maluku Utara yang melibatkan pula ratusan penonton.

“Kami tinggal di Jepang sudah sekian lama. Rasanya wajib untuk kami lakukan kolaborasi dengan berbagai komunitas di Jepang,” terang Ketua PIIJ Yulia Rosa.

IJFF yang digelar pada 18-19 Oktober 2025 selain dimeriahkan oleh tampilan kesenian Indonesia dan Jepang, juga diikuti oleh gelaran 104 stan dengan hampir di dominasi oleh stan kuliner tradisional Indonesia, stan ketenagakerjaan, dan remitansi. Adapula stan yang menjual buku novel dan cerita anak yang digelar oleh Guru Bumi & BukuAkik.

“Kami melihat orang Indonesia di Jepang tidak hanya rindu makanan tapi juga rindu buku-buku berbahasa Indonesia. Kami ingin wajah Indonesia tidak hanya makanan dan batik, tapi juga narasi dan literasi, nah buku adalah salah satu perwakilan. Lalu kita jual buku dan Alhamdulillah laris. Ada market dan konsumennya yang potensial. Buku didatangkan dari Indonesia dengan jenis buku anak dan novel dari BukuAkik. Jumlah buku yang ada sekitar 200 judul dan total 1000 buku,” terang Bob Singadikrama dan Nathania Tifara dari Guru Bumi.

Stan KBRI Tokyo dan Bank Indonesia Tokyo yang hadir dalam festival ini menggelar Konsultasi dan Promosi Ekonomi. Selain pelayanan imigrasi dan konsultasi kekonsuleran KBRI Tokyo bagi WNI yang bermukim di Jepang, juga hadir konsultasi perhubungan, investasi, keuangan, pendidikan, dan sosialisasi QRIS Cross-Border. Stan KBRI Tokyo juga dipenuhi pengunjung yang ingin berfoto dengan replika Komodo sebagai bagian dari promosi wisata super prioritas.

KBRI Tokyo dalam IJFF 2025 juga menggelar Survey Citra untuk mengukur persepsi warga Jepang terhadap Indonesia dengan membagikan suvenir (omiyage) khas Indonesia bagi pengunjung. Hingga hari kedua IJFF, lebih dari 1000 warga Jepang mengisi Survey Citra.

Desi warga Indonesia yang tinggal di Shinjuku, salah seorang pengunjung, merasa senang bisa hadir di IJFF 2025. “Seru ya bisa ketemu banyak orang Indonesia. Berasa ada di Indonesia” ujarnya.

Tags:    

Similar News