Antisipasi bencana musim penghujan, BBWS Serayu Opak siapkan SDM hingga peralatan

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak telah bersiap menghadapi potensi bencana pada musim penghujan 2025/2026. Kesiapsiagaan tersebut diwujudkan melalui Apel Siaga Bencana yang digelar di Workshop Alat Berat Cupuwatu, Sleman, pada Selasa (4/11/25).

Update: 2025-11-05 10:10 GMT

Sumber foto: Izan Raharjo/elshinta.com.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak telah bersiap menghadapi potensi bencana pada musim penghujan 2025/2026. Kesiapsiagaan tersebut diwujudkan melalui Apel Siaga Bencana yang digelar di Workshop Alat Berat Cupuwatu, Sleman, pada Selasa (4/11/25).

Kepala BBWS Serayu Opak, Maryadi Utama, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM), perlengkapan, serta sistem tanggap darurat untuk mengantisipasi berbagai potensi bencana seperti banjir dan longsor. BBWS Serayu Opak juga telah berkoordinasi dengan TNI, Polri, BPBD, dinas setempat, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lainnya di Kementerian PU untuk bersinergi dalam kesiapsiagaan bencana.

"Sebagai langkah konkret, BBWS Serayu Opak telah menyiagakan posko bencana yang berlokasi di Kantor BBWS Serayu Opak (Yogyakarta). Kesiapan alat berat dan bahan banjiran juga disiagakan di Wokshop Cupuwatu (Sleman) dan Workshop Sempor (Kebumen)," ujarnya.

Alat berat yang disiapkan berupa Workshop Cupuwatu: 7.760 buah geo bag non woven, 1 unit buldozer, 8 unit excavator, 1 unit excavator long arm, 2 unit excavator amfibius, 1 unit truck crane 3T, 6 unit dump truck, 1 unit mobil tangki air, 1 unit trailer, 1 unit mobil pompa KSB, 40 unit pompa air portable, dan 1 unit selfloader.

Workshop Sempor: 4.328 buah geo bag non woven, 4 unit excavator, 1 unit excavator long arm, 1 unit truck crane 3T, 15 unit dump truck, 2 unit selfloader, dan 1 unit mobil pompa air.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Menteri PU Dody Hanggodo melalui sambungan Zoom turut memberikan arahan. Dody mengatakan bahwa Kementerian PU berkomitmen untuk memastikan bahwa kehidupan tetap mengalir, bahkan di tengah badai dan hujan, di tengah lonjakan mobilitas dan beban layanan publik yang meningkat tajam.

"Kita memang tidak bisa mengendalikan alam, namun kita bisa memastikan infrastruktur yang kita bangun mampu beradaptasi terhadap ujian alam dan lonjakan beban layanan puncak", pungkasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo, Rabu (5/11).

Tags:    

Similar News