Ketua Koperasi Kopi Wanita Gayo: Dampak bencana Aceh 10% lahan perkebunan rusak
Pendiri dan Ketua Koperasi Kopi Wanita Gayo (Kokowagayo) Rizkani Melati Ahmad
Pendiri dan Ketua Koperasi Kopi Wanita Gayo (Kokowagayo) Rizkani Melati Ahmad mengungkapkan bencana longsor dan banjir bandang yang terjadi di Aceh menyebabkan kerusakan lahan perkebunan kopi sekitar 10 persen dari jumlah lahan di Bener Meriah dan Aceh Tengah. Sementara itu, pada lahan persawahan sekitar 15 persen yang mengalami kerusakan.
Hal itu diungkapkan Riskiani Ahmad dalam wawancara edisi pagi, Elshinta News and Talk, Kamis (18/12/2025).
Menurutnya dengan kondisi daerah yang masih terisolir kehidupan masyarakat hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Sejak 20 hari terjadinya bencana banjir bandang dan tanah longsor, pihaknya mendapatkan bantuan dari desa berupa 3kg beras dan pada hari ini ada bantuan beras 1 kg.
“Masyarakat menempuh perjalanan 2 jam berkendaraan dari Bener Meriah dan Aceh Tengah dan 5 jam berjalan kaki untuk membeli beras di kabupaten sebelah,” ujar Rizkani kepada News Anchor Asrofi.
Lebih lanjut, Rizkani mengatakan cuaca hujan di wilayahnya hingga ini masih tinggi. Hal tersebut membuat warga masyarakat masih waswas terjadinya longsor susulan akibat curah hujan yang masih tinggi tersebut.
Para petani jika akan melakukan kegiatan kebun akan melihat kondisi, jika cuaca bagus atau mendukung kegiatan di kebun maka akan melakukan kegiatan pagi hingga siang hari. Setelah itu pulang ke rumah karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan.
Rizkani menjelaskan, para petani kopi tetap memanen dengan segala keterbatasan. Petani memanen sendiri kebun mereka dengan tenaga yang ada setelah itu kembali ke rumah karena takut terjadi banjir dan longsor kembali.
Menyangkut harga kebutuhan dasar Rizkani menjelaskan antara lain menjelaskan tentang harga beras.
“ Beras per 15 kg yang biasanya harganya Rp230.000 sekarung, saat ini menjadi Rp500.000. Sementara gas molen 3,5 kg yang biasanya harganya Rp30.000, saat ini harganya menjadi Rp 220.000,” terang Riskani.
Ia juga menjelaskan warga masyarakat saat ini hampir 90 persen menggunakan kayu bakar.
Pada kesempatan tersebut Rizkani menjelaskan, kesulitan yang dialami warga menyebabkan banyak warga yang menjadi kuli panggul dadakan untuk mencari uang agar bisa membeli beras.
Selain kopi juga masih ada hasil pertanian seperti cabe yang masih bisa dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Penulis: M. Muslichun/Ter


