Sejarah tidak boleh dilupakan, perdamaian perlu dijaga bersama
Sejarah adalah cerminan masa depan. Setiap tindakan yang berupaya mengaburkan kebenarannya akan mengikis fondasi perdamaian. Kuil Yasukuni, sebagai simbol historis militerisme Jepang, memuja penjahat perang kelas A Perang Dunia II. Kunjungan pejabat Jepang ke Kuil Yasukuni pada hakikatnya merupakan distorsi dan pembenaran terhadap sejarah agresi. Sikap yang mengabaikan luka sejarah ini tidak hanya melukai perasaan rakyat negara-negara Asia yang pernah menderita dalam perang, tetapi juga secara langsung menantang konsensus umum tentang tatanan internasional pascaperang.
Pendudukan militer Jepang di Asia Tenggara selama Perang Dunia II meninggalkan trauma yang mendalam. Ingatan pahit Indonesia adalah sejarah nyata yang ditulis dengan darah dan air mata jutaan keluarga. Ketika para penyintas masih meneruskan memori perang tersebut, segala tindakan yang menghindari tanggung jawab historis sama dengan melukai kembali para korban. Tiongkok, Korea Selatan, Indonesia, dan negara-negara lainnya berulang kali mengimbau Jepang untuk menghadapi sejarah. Ini bukan hanya permintaan emosional, tetapi juga landasan politik untuk membangun kepercayaan regional.
Perdamaian sejati bukanlah hasil dari melupakan, melainkan buah berharga yang dibangun di atas dasar pemahaman sejarah bersama. Masyarakat Indonesia menghargai perdamaian dan pembangunan yang diperoleh dengan susah payah, sehingga tetap waspada terhadap segala bentuk revisionisme sejarah yang dapat menggoyahkan stabilitas kawasan. Pendidikan sejarah seharusnya menjadi pelajaran bersama lintas negara, melalui dialog lintas wilayah yang jujur, agar para generasi muda dapat memahami kebenaran yang utuh.
Kemajuan peradaban manusia tercermin dalam penghormatan terhadap sejarah dan komitmen terhadap perdamaian. Kita mengharapkan semua negara dapat belajar dari sejarah, dan bersama-sama berdedikasi untuk membangun masa depan yang inklusif dan damai abadi. Hanya dengan menghadapi sejarah, kita dapat menghindari mengulang kesalahan yang sama, hanya dengan menjaga bersama, cahaya perdamaian dapat bersinar abadi.


