13 Oktober 1948: Akhir hidup Sang Dokter Patriot
Potret Dr. Moewardi dalam foto hitam-putih, mengenakan pakaian resmi dan peci. (https://tinyurl.com/4wxa3y97)
Tanggal 13 Oktober 1948 menjadi hari kelam bagi dunia kedokteran dan perjuangan Indonesia. Dr. Moewardi, seorang dokter sekaligus pejuang kemerdekaan, tewas dibunuh oleh kelompok komunis dalam situasi genting pasca Pemberontakan PKI Madiun.
Peristiwa tragis itu terjadi di Surakarta, ketika Dr. Moewardi aktif mengorganisasi pertahanan rakyat dan memberi bantuan medis bagi para pejuang. Sebagai pendiri Barisan Pelopor dan Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Surakarta, Moewardi dikenal tidak hanya sebagai tenaga medis, tetapi juga sosok patriot yang menolak tunduk pada penjajahan maupun ideologi ekstrem yang mengancam negara muda Indonesia.
Sebelum kematiannya, Moewardi sempat menentang keras gerakan yang berpotensi memecah bangsa setelah proklamasi kemerdekaan. Ia menjadi salah satu tokoh yang menyuarakan perlawanan terhadap upaya kudeta PKI di Madiun. Pandangan tegas dan keberaniannya membuatnya menjadi target.
Dikenal karena dedikasinya tanpa pamrih, Dr. Moewardi juga berperan besar dalam pendirian Rumah Sakit Dr. Moewardi yang kini berdiri megah di Surakarta sebagai bentuk penghormatan atas jasanya. Namanya kemudian diabadikan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1964.
Kisah hidup dan perjuangan Moewardi menjadi pengingat tentang pengorbanan kaum intelektual dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Lebih dari sekadar dokter, ia adalah simbol keberanian melawan ketakutan dan ketidakadilan.