19 Oktober 1987: Mengenang Tragedi Bintaro, kecelakaan kereta terburuk Indonesia

Update: 2025-10-19 02:31 GMT

Kondisi gerbong kereta yang ringsek setelah tabrakan maut di Bintaro, 19 Oktober 1987. (wikipedia)

Indonesia dikejutkan oleh tragedi tabrakan dua kereta api di kawasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan. Peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Tragedi Bintaro ini menewaskan lebih dari 150 orang dan melukai ratusan lainnya, menjadikannya salah satu kecelakaan kereta api paling mematikan dalam sejarah Indonesia.

Tabrakan terjadi pada Senin pagi pukul 07.00 WIB antara KA 225 (Rangkasbitung–Jakarta Kota) dan KA 220 (Tanah Abang–Merak). Kedua kereta berjalan pada jalur yang sama, menyebabkan benturan frontal yang dahsyat di wilayah Pondok Betung. Lokasi kejadian yang padat penduduk membuat proses evakuasi berlangsung sulit dan memakan waktu berjam-jam.

Penyelidikan mengungkap bahwa tragedi ini disebabkan oleh kesalahan komunikasi antara petugas pengatur perjalanan kereta (PPKA) di Stasiun Sudimara dan Kebayoran Lama. Kedua petugas sama-sama memberi izin jalan tanpa memastikan jalur telah kosong. Akibatnya, dua rangkaian kereta berkecepatan tinggi melaju saling berhadapan di satu rel.

Evakuasi korban dilakukan oleh aparat militer, polisi, Palang Merah Indonesia, dan warga sekitar. Banyak korban tewas seketika akibat benturan keras dan terjepit di antara gerbong. Suasana mencekam meliputi lokasi dengan bau darah dan logam menyengat, meninggalkan luka mendalam bagi para penyintas dan keluarga korban.

Pasca kejadian, pemerintah membentuk tim investigasi khusus dan memperbaiki sistem komunikasi antarstasiun. Peristiwa ini juga menjadi momentum evaluasi besar-besaran terhadap keselamatan transportasi kereta api nasional.

Hingga kini, setiap tanggal 19 Oktober, masyarakat dan komunitas perkeretaapian mengenang peristiwa Bintaro sebagai pengingat pentingnya keselamatan dan disiplin dalam operasional transportasi publik.

Tags:    

Similar News