2 September 1985: Tragedi Riau meneggakan demokrasi

Update: 2025-09-01 23:10 GMT

Peristiwa yang terjadi 2 September disebut dengan Hari Riau Menegakkan Demokrasi (foto ikon Riau: Wikipedia)

Ada satu peristiwa yang terjadi ditanggal 2 September 1985 yang jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia. Peristiwa itu disebut dengan Hari Riau Menegakkan Demokrasi. Seperti melansir laman Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Riau dan Buku Hari Riau Menegakkan Demokrasi, tragedi itu memiliki makna signifikan dalam konteks reformasi politik. Bukan hanya bagi Riau namun dalam skala Nasional.

Peristiwa itu bahkan menggucangkan stabilitas politik Nasional serta mempunyai resonasi maupun implikasi luas dalam pentas politik Nasional. Hal tersebut juga menjadi cikal bakal reformasi Indonesia. Saat itu pemerintahan masih berkiblat pada orde baru, yakni kepala daerah ditentukan oleh pemerintah pusat. Tetapi tanggal 2 September 1985 ada gerakan politik untuk melawan pemerintah pusat.

Ketika itu ada dukungan kepada Ismail Suko untuk melawan Gubernur Riau petahana, Imam Munandar. Pada tanggal 31 Agustus 1985 malam harinya, digelar pertemuan bertempat di rumah Mohammad Adnan, seorang anggota Fraksi Karya Pembangunan untuk mengatur strategi memenangkan Ismail Suko dalam pemilihan.

Ismail Suko merupakan orang asli Riau. Lalu, pada 2 September 1985, para anggota DPRD Tingkat I Riau serta sejumlah tokoh masyarakat melakukan pemilihan gubernur. Adapun calon gubernur itu terdiri dari tiga orang. Mereka adalah Imam Munandar, Abd. Rachman Hamid, dan Ismail Suko.

Ismail Suko pun memperoleh suara terbanyak. Ia memperoleh hasil akhir 17 suara. Hal itulah yang membuatnya terpilih menjadi gubernur Riau periode 1985-1990. Tetapi kemenangan Ismail Suko tersebut tidak semudah karena ada beberapa desakan maupun sejumlah peristiwa mencekam setelahnya. 

Tags:    

Similar News