20 Oktober 2000: Wafatnya pahlawan Papua, J.A. Dimara
Potret resmi Johannes Abraham Dimara, pahlawan nasional asal Papua yang memperjuangkan Irian Barat, Indonesia, pada era 1950-an. (wikipedia)
Johannes Abraham Dimara, pahlawan nasional asal Papua yang dikenal karena perjuangannya mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), wafat pada 20 Oktober 2000 di Jakarta. Kabar duka ini menjadi momen refleksi nasional atas jasa besar seorang putra bangsa yang mendedikasikan hidupnya untuk persatuan Indonesia.
Dimara, yang lahir di Korem, Seram, Maluku pada 16 April 1916, dikenal luas karena perannya dalam memperjuangkan pengembalian Irian Barat (kini Papua) ke pangkuan Indonesia. Ia merupakan pejuang yang dengan gigih menolak segala bentuk upaya pemisahan wilayah timur dari NKRI.
Sebagai mantan anggota tentara, Dimara ikut terlibat dalam Pemberontakan Biak dan kemudian menjadi simbol perjuangan rakyat Papua yang mendukung kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1962, ia menjadi salah satu tokoh yang turut mendorong pembentukan Operasi Trikora, langkah strategis yang digagas Presiden Soekarno untuk merebut kembali Irian Barat dari Belanda.
Sosok Dimara juga dikenal karena kedekatannya dengan Presiden Soekarno. Bahkan, dalam salah satu peristiwa bersejarah, Soekarno menjuluki dirinya sebagai “Si Kepala Tua dari Irian” karena semangatnya yang tak pernah padam dalam memperjuangkan kedaulatan.
Johannes Abraham Dimara meninggal dunia pada usia 84 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Atas jasa-jasanya, pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 071/TK/Tahun 2010.
Kini, setiap tanggal 20 Oktober, masyarakat Papua dan seluruh Indonesia mengenang Dimara sebagai simbol kesetiaan terhadap merah putih dan keteguhan dalam menjaga persatuan bangsa di tengah perbedaan.