BPOM keluarkan izin penggunaan darurat vaksin Zifivax

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kembali mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk Vaksin Zifivax yang memiliki efikasi mencapai 81,71%.

Update: 2021-10-07 17:35 GMT
Sumber foto: Remon Fauzi/elshinta.com.

Elshinta.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kembali mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk Vaksin Zifivax yang memiliki efikasi mencapai 81,71%. Demikian dikatakan Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers virtual Kamis (7/10).

Peni menjelaskan, Vaksin Zifivax dikembangkan oleh Anhui Longcom Biopharmaceutical dari China. Uji klinis tahap tiga yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat dengan subjek relawan sebanyak 4.000 orang. "Sementara subjek uji klinik secara keseluruhan baik di China, Pakistan, Uzbekistan, dan Ekuador  sekitar 28.500 orang," kata Peni seperti dilaporkan Reporter Elshinta, Remon Fauzi.

Peni mengatakan, vaksin Zifivax berdasarkan uji klinis I,II, dan III memiliki efek samping yang bisa ditoleransi dengan baik seperti sakit kepala, demam, nyeri pada tempat suntikan dan kelelahan. Adapun Efikasi (kemanjuran vaksin berdasarkan uji laboratorium) berdasarkan interim studi uji klinis fase tiga yang baik yaitu mencapai 81,71% yang dihitung setelah 7 hari secara vaksinasi lengkap dan mencapai 81,4% setelah 14 hari vaksinasi lengkap. 

Peni menambahkan Vaksin Zifivax ini diberikan dalam 3 kali suntikan dalam rentan 3 bulan adapun pemberian vaksin sebanyak 2 dosis dengan jarak waktu 28 hari per dosis. yang diberikan dalam setiap kali suntikan sebanyak 0,5 mililiter dimana vaksin tersebut dapat disimpan pada kondisi suhu khusus yakni 2 sampai 8 derajat Celsius.

"Teknologi Vaksin Zifivax berbasis protein sub unit rekombinan. Teknologi itu diklaim lebih aman bagi pasien immunocompromised," ucapnya.

Tags:    

Similar News