Pasca gempa Semarang, Polda Jateng siapkan dapur umum
Tiga wilayah yang terimplikasi gempa bumi di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah tidak menimbulkan kerusakan dan jika terjadi gempa bumi susulan Polda Jawa Tengah menyiapkan dapur umum.
Elshinta.com - Tiga wilayah yang terimplikasi gempa bumi di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah tidak menimbulkan kerusakan dan jika terjadi gempa bumi susulan Polda Jawa Tengah menyiapkan dapur umum. Hal ini dikatakan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Ahmad Lutfi saat meninjau lokasi pengungsian di Pojoksari, Kecamatan Ambarawa, Senin (25/10).
Lebih lanjut dikatakanya, ada 280 jiwa yang harus mengungsi akibat trauma gempa bumi yang terjadi Sabtu (23/10) lalu.
"Bagi warga yang mengungsi dan berada di tenda bisa mempersiapkan kembali ke rumah, bagi anak-anak disiapkan untuk bisa segera sekolah," jelasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Pranoto, Selasa (26/10).
Kapolda menegaskan, protokol kesehatan (prokes) menjadi perhatian pertama dalam peninjauan dampak pasca gempa ini.
"Warga sudah menerapkan protokol kesehatan dan vaksin tahap 2. Meski di pengungsian warga tetap diminta disiplin protokol kesehatan dengan pengawalan dari Dokkes dan pihak terkait," tandasnya.
Pada Sabtu, 23 Oktober 2021 pagi dini hari pukul 00.32.05 WIB tiga wilayah di Kabupaten Semarang, yakni Kecamatan Banyubiru, Ambarawa dan Kecamatan Bawen diguncang gempa tektonik. Selain tiga wilayah tersebut Kota Salatiga juga ikut diguncang gempa. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa ini memiliki magnitudo 3,0.
Episenter terletak pada koordinat 7,296 LS dan 110,38568 BT tepatnya di darat pada jarak 13 km arah Baratlaut Kota Salatiga dengan kedalaman hiposenter 6 km. Lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif. Diduga kuat sumber gempa sesar aktif yang menjadi pemicu gempa ini adalah Sesar Merbabu Merapi Telomoyo.