Turunkan stunting, DP2KBP3A Boyolali lakukan latihan orientasi

Upaya percepatan turunkan stunting di Kabupaten Boyolali JawaTengah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali adakan orientasi bagi kader tim pendamping keluarga, pada Kamis (25/11) bertempat di Balai Desa Jatirejo, Kecamatan Sawit.

Update: 2021-11-25 19:46 GMT
Sumber foto: Sarwoto/elshinta.com.

Elshinta.com - Upaya percepatan turunkan stunting di Kabupaten Boyolali JawaTengah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali adakan orientasi bagi kader tim pendamping keluarga, pada Kamis (25/11) bertempat di Balai Desa Jatirejo, Kecamatan Sawit.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina mengatakan, angka kasus stunting di Kabupaten Boyolali saat ini sudah di bawah 14 persen. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan kasus stunting di Kabupaten Boyolali bisa di katakan baik.

“Pemkab Boyolali menargetkan agar Kabupaten Boyolali dapat menyentuh angka nol atau zero stunting,” katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sarwoto, Kamis (25/11).

Pihaknya telah merekrut 2.484 orang kader sebagai tim pendamping keluarga. Sedangkan di Kecamatan Sawit, ada 84 kader yang bertugas mengedukasi dan mendampingi ibu hamil dan masyarakat yang memiliki anak usia balita. Kader ini diambil dari berbagai unsur. Seperti PKK, kader desa, bidan desa yang ada di Puskesmas, lalu dari tenaga kesehatan yang terkait.

“Jadi saat ini kita sudah membentuk sebanyak 2.484 kader di seluruh Kabupaten Boyolali, yang semuanya di Bulan November-Desember ini akan kita berikan pelatihan orientasi sehingga nanti di awal tahun 2022 sudah bisa langsung bergerak mendampingi masyarakat," katanya. 

Anggota Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Boyolali, Boyolali Dwi Setyowati menjelaskan cara mencegah stunting dengan memperhatikan asupan gizi ibu hamil dan janin

"Untuk hamil dan pasca melahirkan yang terpenting di berikan gizi yang beraneka ragam dan gizi yang seimbang, utamanya pada trisemester satu. Karena pada trimester satu itu penentuan bagi kecacatan atau tidaknya nantinya akan terjadi stunting atau tidak." jelasnya.

Diharapkan dengan terus menurunnya angka stunting di Kabupaten Boyolali, pada tahun 2035 nanti kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Boyolali akan menjadi lebih baik.

Tags:    

Similar News