Gelar wisuda, Stiper Santo Thomas Aquinas Jayapura siap wujudkan ahli pertanian

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Santo Thomas Aquinas Jayapura mewisuda 178 sarjana baru, Senin (29/11/2021). Mereka berasal dari empat program studi berbeda.

Update: 2021-11-30 14:06 GMT
Sumber foto: Aman Hasibuan/elshinta.com.

Elshinta.com - Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Santo Thomas Aquinas Jayapura mewisuda 178 sarjana baru, Senin (29/11/2021). Mereka berasal dari empat program studi berbeda.

Wisuda tersebut berlangsung di salah satu hotel di Sentani, Kabupaten Jayapura dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi,(LL Dikti) wilayah XIV Papua-Papua Barat, Dr. Suriel Mofu mengatakan, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Santo Thomas Aquinas Jayapura adalah satu-satunya perguruan tinggi dengan basis ilmu pertanian di Papua.

“Saya rasa ini perguruan tinggi yang sangat bagus ada di pusat ibu kota Papua dan merupakan suatu aset yang sangat penting dalam meningkatkan jumlah lulusan dibidang ilmu pertanian,” kata  Suriel Mofu di Sentani.

Ia mengatakan, mahasiswa yang ada di Stiper Santo Thomas Aquinas sebagian besar berasal dari golongan ekonomi lemah sehingga perlu perhatian dari pemerintah agar para mahasiswa tersebut bisa menyelesaikan studi dengan tepat waktu.

“Sebagian besar mahasiswa Stiper Santo Thomas Aquinas Jayapura berasal golongan ekonomi lemah, seperti petani, nelayan, pedagang dan lainnya,” ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Aman Hasibuan, Selasa (30/11). 

Suriel Mofu berharap dengan adanya perhatian dari pemerintah Pemprov Papua, para mahasiswa akan terbantu dalam menyelesaikan program studinya bisa tetap waktu dan melahirkan kualitas yang baik.

Sementara itu, Ketua Yayasan Pegunungan Bintang Stiper Santo Thomas Aquinas Jayapura, Jeffry De Fretes menyatakan, sebanyak 178 wisudawan itu berasal dari 4 program studi yakni, Agrobisnis, Agroteknologi, peternakan dan budidaya perairan.

“Kita rencana awal total yang diwisuda berjumlah 200 orang, namun terkendala adminitrasi menyebabkan terhambat sehingga yang diwisuda hanya berjumlah 178 mahasiswa dan mahasiswi,” katanya.

Jefry berpesan kepada para wisudawan bahwa, merekalah nanti yang memberi makan orang-orang yang ada di Papua bahkan di Indonesia.

“Orang boleh pintar dan menguasai teknologi tetapi bagaimanapun orang butuh makan. Teknologi tidak ada, orang masih bisa hidup namun jika tak makan minimal tiga hari dalam 1 hari maka berlahan akan mati. Makanya, kalian harus membuat kreativitas untuk bagaimana kalian bisa buat bisnis atau kegiatan lainnya untuk bisa memberi makan semua orang yang ada di Papua ini,” tuturnya.

Lanjutnya, jangan kalian mengharapkan hanya mencari kerja yang tersedia dipasar kerja seperti PNS, dan bekerja diperusahaan, dan ilmu yang didapat bisa dibuat kreativitas sehingga menghasilkan uang bagi diri sendiri.

Tags:    

Similar News