Wagub Jateng: Kasus menendang sajen di Semeru sikap tidak hormati perbedaan keyakinan

Peristiwa ditendangnya sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru, Desa Supiturang,  Kecamatan Pronojiwo, Lumajang Jawa Timur oleh seorang pria berinisial HF belum lama ini, disayangkan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.

Update: 2022-01-11 17:48 GMT
Sumber foto: Humas Pemprov Jawa Tengah/elshinta.com.

Elshinta.com - Peristiwa ditendangnya sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru, Desa Supiturang,  Kecamatan Pronojiwo, Lumajang Jawa Timur oleh seorang pria berinisial HF belum lama ini, disayangkan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen. Menurutnya itu merupakan sikap tidak menghormati perbedaan dalam berkeyakinan. 

"Ajaran di pondok pesantren selama ini tidak ada yang seperti itu. Kita saling menghormati. Kita berjalan bersama," kata Taj Yain, putra mendiang ulama kharismatik Maimun Zubair seusai meresmikan Pondok Pesantren Nurul Anwar, Wonogiri, Senin (10/1).

Taj Yasin berpandangan warga pondok pesantren hanya diberikan amanat untuk menyampaikan ajaran Islam dengan tetap saling menghormati dan menjaga hubungan baik dengan sesama. 

"Kalau hidayah itu sudah berbeda. Maka memang kita harus melebur menjadi satu (hidup berdampingan) untuk mewarnai di situ," katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto, Selasa (11/1).  

Wagub Jateng ini mencontohkan keberhasilan Wali Songo menyebarkan Islam di Indonesia, justru karena mereka berdakwah dengan menyesuaikan tradisi masyarakat di zaman itu. 

"Harus saling menghormati. Tadi Kyai Anwar (Zahid) juga menyampaikan bagaimana dakwah para wali di Indonesia. Dakwah dengan cara budaya melalui gamelan dengan gendhing-gendhing (musik), tembang Jawa, dan syair," katanya.

Tags:    

Similar News