Kapolres Langkat bantah peristiwa perkelahian berujung maut terjadi di Langkat

Kepala Kepolisian Resor Langkat, Sumatera Utara, AKBP Danu Pamungkas Totok membantah pemberitaan tentang perkelahian yang berujung kematian, yang dimuat di salah satu media online. Hal itu disampaikannya saat menggelar konferensi pers di Aula Wirasatya Mapolres Langkat.

Update: 2022-02-09 23:55 GMT
Sumber foto: M Salim/elshinta.com.

Elshinta.com - Kepala Kepolisian Resor Langkat, Sumatera Utara, AKBP Danu Pamungkas Totok membantah pemberitaan tentang perkelahian yang berujung kematian, yang dimuat di salah satu media online. Hal itu disampaikannya saat menggelar konferensi pers di Aula Wirasatya Mapolres Langkat.

Kapolres menyampaikan, setelah Unit Pidum Sat Reskrim Polres Langkat melakukan penyelidikan, peristiwa seperti yang diberitakan tersebut tidak dapat dibuktikan. “Hasil penyelidikan, peristiwa tersebut tidak berada di wilayah hukum Polres Langkat,” tegas Danu.

Selanjutnya pihak kepolisian sudah melakukan penyelidikan ke pabrik kelapa sawit (PKS) milik ES seperti yang diberitakan tersebut. Hasilnya, tidak pernah ada terjadi perkelahian yang berujung pada kematian di PKS tersebut.

Kemudian dijelaskannya, video terkait perkelahaian itu pertama kali diterima oleh SG dan Wul dari temannya berinisial DS. Video itu diterima DS, warga Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang itu dari sebuah grup whatsapp. “Dari keterangan DS, dia mendapatkan video itu dari grup whatsapp ‘Solid Korwil Sumut’. Grup itu terdiri dari perkumpulam sopir truk di wilayah Sumatera, mulai dari Lampung hingga Aceh. Hasil dari penyelidikan, kejadian itu bukan di wilayah hukum Polres Langkat,” kata Danu seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, M Salim, Rabu (9/2).

Pada kesempatan yang sama, SG memberikan kesaksian, bahwa kejadian seperti pemberitaan disalah satu media online tersebut tidak terjadi di PKS tempatnya bekerja. “Video yang saya dapat dari rekan saya DS, tidak terjadi di PKS Tapos ataupun di wilayah hukum Polres Langkat,” pungkas SG dengan tegas.

Diberitakan di media online, hanya karena diduga nomor antrian memasukkan buah kelapa sawit, dua orang tewas bersimbah darah dengan masing-masing luka menganga dibagian kepala. Sementara ada seorang lainnya mengalami luka di bagian pergelangan tangan kirinya. Keributan berdarah yang menyebabkan kehilangan nyawa tersebut, menurut informasi, terjadi di salah satu pabrik brondolan kelapa sawit di Desa Paya Mabar, Kecamatan Stabat, Langkat, Minggu (30/1) kemarin.

Tags:    

Similar News