Usut dugaan korupsi, Satgas Pemburu Koruptor Formula E geruduk KPK
Kelompok massa mengatasnamakan Satgas Pemburu Koruptor Formula E kembali menggelar aksi Jumat Keramat di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Jumat (25/2).
Elshinta.com - Kelompok massa mengatasnamakan Satgas Pemburu Koruptor Formula E kembali menggelar aksi Jumat Keramat di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Jumat (25/2). Aksinya kali ini, terbilang agak unik dan dengan melakukan jurus membawa replika Mobil Formula E.
Mereka juga membawa bambu yang dikendarai pendemo dan membawa poster dan spanduk bertuliskan narasi 'Bukan Formula E tapi Balap Formula Bambu'.
"Setelah babat pohon di Monas, sekarang babat bambu dan kayu untuk Sirkuit. Konsep ini sudah menyalahi, katanya green race. Gak sesuai dengan sesumbar Gubernur dan panitia yang katanya bukan green race, tapi nyatanya korbankan daerah yang sudah hijau," kata koordinator aksi Ali Ibrahim dalam keterangan yang diterima Redaksi Elshinta.com, Jumat (25/2).
Ditegaskan Ibrahim, dengan biaya yang fantastis untuk pengerjaan sirkuit Formula E namun bahan bakunya minimalis dengan material bambu juga kayu harus dipertanyakan.
"KPK harus telusuri juga ini soal sirkuit material bambu dan bongkar pasang tersebut. Kami minta seret semua oknum yang menikmati aliran dana kasus dugaan korupsi Formula E tersebut," katanya.
Menurutnya, pihaknya melihat bahwa dari awal hingga sekarang Formula E banyak masalah hingga kejanggalan bahkan polemik. Dia menambahkan, mulai dari Formula E yang tidak pernah ada di dalam RPJMD kemudian muncul di APBD-P.
Penebangan pohon di Monas, kemudian pindah lokasi. Selanjutnya jumlah commitment fee yang berubah-ubah. Tanda bukti pembayaran commitment fee juga belum disampaikan kepada DPRD DKI.
"Malah sekarang pake bambu, kayu. Dibongkar pasang pula," katanya.
Sementara, persoalan Sirkuit Formula E juga sempat dikritik Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha hingga membuat Gubernur DKI Anies Baswedan angkat bicara.
Anies mengungkapkan, kritik itu tidak bisa dibungkam, tapi kritik harus disampaikan dengan fakta agar tidak menimbulkan fitnah.
"Kalau kita menyampaikan kritik harus berdasarkan fakta bukan fiksi, apalagi fitnah. Kalau mau kritik pakai fakta, sehingga bagi yang mendengarkan itu berfaedah," ucapnya.
Anies menilai, terlalu banyak spekulasi berkembang terkait Formula E yang lokasinya sudah diputuskan di Ancol, Jakarta Utara. "Jadi sebetulnya yang kita kerjakan itu hal-hal yang prosedur biasa, tapi terlalu banyak spekulasi dan kita ini seringkali membahas spekulasi," imbuhnya.
Anies memastikan, sirkuit balap mobil listrik itu akan rampung menjelang lima bulan pelaksanannya yakni pada 4 Juni 2022. "Untuk hal-hal yang perlu pembuktian kita lihat nanti karena itulah nanti bukti paling kuat atas apa yang kami rencanakan," katanya.