Menteri Nadiem punya hak suara 35 persen dalam Pilrek UB
Jelang masa berakhirnya Rektor Universitas Brawijaya (UB), Nufil Hanani mengakhiri jabatannya sebagai rektor Juni 2022 mendatang, pihak UB kembali menggelar Pemilihan Rektor (Pilrek) periode 2022-2027.
Elshinta.com - Jelang masa berakhirnya Rektor Universitas Brawijaya (UB), Nufil Hanani mengakhiri jabatannya sebagai rektor Juni 2022 mendatang, pihak UB kembali menggelar Pemilihan Rektor (Pilrek) periode 2022-2027.
Yang berbeda pada pemilihan rektor kali ini, untuk pertama kalinya setelah dinobatkan menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) pada akhir Desember 2021 yang lalu dimana dalam gelaran Pilrek kali ini, rektor dipilih oleh Majelis Wali Amanat (MWA) setelah melalui proses penjaringan di Senat Akademik Universitas (SAU).
"Dengan proses yang tranformatif ini, diharapkan Majelis Wali Amanat (MWA) dapat memilih rektor yang dapat membangun peradaban baru dengan keteladanan yang mencerahkan," kata Ketua Senat Akademi Universitas (SAU) Prof. Dr. Ir. Arifin, M.S.
Pada pemilihan rektor kali ini, UB mengusung motto “Membangun Peradaban dengan Keteladanan.” Artinya, bahwa UB memiliki tanggungjawab yang besar untuk memberikan kontribusi dalam membangun peradaban dunia, yaitu peradaban yang dapat menyejahterakan bumi dan seluruh ummat manusia.
“Seleksi Bakal Calon Rektor akan dilakukan pada 29 Maret sampai 12 April 2022.Pemilihan Calon Rektor oleh Senat Akademik Universitas Brawijaya 13 April hingga 21 April 2022. Sedangkan pengusulan Calon Rektor UB ke Majelis Wali Amanat pada 21 Mei 2022.Dan Pelantikan Rektor UB pada 26 Juni 2022,“ katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, El Aris, Selasa (29/3).
Dijelaskan pada pemilihan rektor akan ada dua tahap yakni pemilihan dilakukan SAU dan MWA. “Untuk suara Menteri Nadiem Makarim mendapat 35 persen sisanya 65 persen untuk SAU dimana MWA yang merupakan sebagian anggota SAU dan tokoh masyarakat dimana ada 9 anggota SAU, 3 orang tokoh masyarakat, 1 alumni dan 1 orang tenaga pendidikan dan mahasiswa,” jelas Arifin.
Dan untuk itu pihaknya membuka seluas-luasnya kesempatan pada masyarakat yang mencalonkan diri sebagai calon rektor dan pengumuman pendaftaran telah kita sebar ke seluruh perguruan tinggi baik negri maupun swasta di Indonesia. “Harapan kita semakin banyak calon maka akan mengambarkan demokrasi dalam pilrek terwujud,” ringkasnya.