14 September 1908: Awal berdirinya perusahaan penerbitan dan percetakan milik negara, Balai Pustaka

Pada 14 September 1908, sebuah perusahaan penerbitan dan percetakan bernama 'Commisie voor de Inlandsche School en Volkslectuur' berdiri. Penerbit ini dalam bahasa Indonesia memiliki makna 'Komisi Bacaan Rakyat' (KBR).

Update: 2022-09-14 06:00 GMT
Gedung Balai Pustaka (https://bit.ly/3RAPT3t)

Elshinta.com - Pada 14 September 1908, sebuah perusahaan penerbitan dan percetakan bernama "Commisie voor de Inlandsche School en Volkslectuur" berdiri. Penerbit ini dalam bahasa Indonesia memiliki makna "Komisi Bacaan Rakyat" (KBR).

Dalam perkembangannya, perusahaan ini bertranformasi menjadi "Balai Pustaka" yang sampai saat ini sudah banyak dikenal masyarakat.

Awal berdirinya Balai Pustaka terjadi pada 109 tahun silam, saat itu, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda mendirikan Commissie voor de Volkslectuur atau Komisi untuk Bacaan Rakyat. Komisi ini bertugas menerbitkan buku, majalah atau koran untuk kepentingan pencitraan pemerintahan kolonial.

Secara berkala, Balai Pustaka menerbitkan cerita, prosa, novel sebagai bacaan nina bobo kaum pribumi agar melupakan perjuangan kemerdekaan. Dan tentu saja, buku yang terbit tidak ada yang mengandung unsur-unsur pada perjuangan rakyat pribumi.

Balai Pustaka di era Hindia Belanda banyak didominasi sastrawan dari Sumatera, seperti Marah Rusli yang terkenal dengan novel Siti Nurbaya, atau Merari Siregar dengan novelnya Azab dan Sengsara dan juga Abdul Muis dengan novelnya Salah Asuhan. Mereka ini akhirnya disebut sebagai pujangga era Balai Pustaka.

Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), Balai Pustaka tetap eksis namun menggunakan nama lain, yaitu Gunseikanbu Kokumin Tosyokyoku. Nama ini artinya kurang lebih adalah "Biro Pustaka Rakyat, Pemerintah Militer Jepang" dan merupakan terjemahan dari nama Belanda Commissie voor de Volkslectuur.

Era Digital

Setelah puluhan tahun menerbitkan sejumlah buku, pada 2013 Balai Pustaka meluncurkan Balai Pustaka eBookstore atau disingkat BP eStore.

Langkah tersebut merupakan tuntutan di era digital agar lebih mudah diserap oleh pihak milenial mengenai budaya membaca. Buku ini tersedira dan bisa diunduh di Google Play secara gratis. Selain itu, versi iOS dan Windows juga menyediakannya.

Tags:    

Similar News