Pelibatan masyarakat kendalikan wabah dinilai efektif cegah peningkatan kasus

Elshinta.com, Pelibatan masyarakat dalam mengendalikan wabah terutama dalam kegiatan mencegah, mendeteksi dan merespon wabah, dianggap efektif dalam mencegah peningkatan kasus dan membatasi penyebaran penyakit penyebab wabah.

Update: 2022-10-06 21:06 GMT
Sumber foto: Sarwoto/elshinta.com.

Elshinta.com - Pelibatan masyarakat dalam mengendalikan wabah terutama dalam kegiatan mencegah, mendeteksi dan merespon wabah, dianggap efektif dalam mencegah peningkatan kasus dan membatasi penyebaran penyakit penyebab wabah.

Hal tersebut diungkapkan Nancy Dian Anggraeni, Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) saat melakukan kunjungan di Kelurahan Siswodipuran, Boyolali Kota, Boyolali JawaTengah.

Ia mengatakan, dengan program kesiapsiagaan epidemi dan pandemi dengan dukungan dana dari badan pembangunan internasional Amerika Serikat, Usaid, PMI telah melakukan pelatihan surveilans berbasis masyarakat serta pendampingan terhadap relawan siaga bencana berbasis masyarakat.

“Kita melakukan semacam ujicoba dari petunjuk teknis surveilans berbasis masyarakat. Jadi kita mengunjungi dua daerah yakni, Siswodipuran dan Sumbung, Cepogo,” katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sarwoto, Kamis (6/10). 

Menurutnya, relawan yang dilatih untuk melakukan pengenalan dan verifikasi gejala dan risiko penyakit berpotensi wabah selanjutnya dilaporkan serta ditindaklanjuti oleh Puskesmas dan Puskeswan setempat.

“Kita akan mengetahui seberapa jauh relawan menjadi pelaksana surveilans berbasis masyarakat tersebut. Kegiatan tersebut sudah disiapkan dari Kementerian dan ini kegiatan bersama antara beberapa Kementerian,” jelas dia.  

Lanjut dia, tujuan dari kegiatan ini untuk mendapatkan masukan dari masyarakat terhadap petunjuk teknis yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan bersama dengan mitra yang akan digunakan untuk implementasi surveilans berbasis masyarakat (SBM) di seluruh Indonesia.

“Jadi nanti membutuhkan sukarelawan dari masyarakat untuk bisa mendekteksi adanya penyakit yang menjadikan luar biasa, serta penyakit yang menimbulkan wabah,” kata dia.  

Sementara itu, Ketua PMI Cabang Boyolali Sunarno mengatakan, saat ini melakukan uji petik untuk membuat rancangan yang nantinya akan dibakukan dan menjadi petunjuk teknis untuk tingkat nasional.

“Jadi Siswodipuran ini yang sudah mendapatkan pelatihan dan peningkatkan kapasitas. Dari sini nantinya akan ke Desa Sumbung, Cepogo. Disana belum mendapat pelatihan. Jadi nanti sebagai pembanding antara warga yang mendapat pelatihan dan yang belum,” kata dia.

Sunarno berharap, tim teknis setelah mengadakan diskusi, selanjutnya dua lokasi Siswodipuran dan Sumbung akan dibuat rancangan petunjuk teknis di tingkat nasional.

Tags:    

Similar News