UB kukuhkan 4 profesor di akhir 2022
Elshinta.com, Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur kembali menambah jumlah profesornya. Kali ini di akhir tahun 2022, empat profesor dikukuhkan.
Elshinta.com - Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur kembali menambah jumlah profesornya. Kali ini di akhir tahun 2022, empat profesor dikukuhkan.
“Ke-empat profesor ini masing-masing, Prof.Dr.Hamidah Nayati Utami S.Sos dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), Prof.Dr.Ir.Mohhamd Mahmudi, M.S dari Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Prof.Dr.Eng.Mega Nur Sasongko ,ST.,MT dan Prof .Dr Eng.Widya Wijayanti , St.,MT keduanya dari Fakultas Tehnik,” kata Kasubag Humas dan Kearsipan UB, Kotok Guritno seperti dilaporkam Kontributor Elshinta, El-Aris, Jumat (18/11).
Ditambahkan Kotok Guritno , Prof.Dr.Hamidah Nayati Utami S.Sos merupakan Profesor aktif ke 13 dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) dan ke 300 diUniversitas Brawijaya ,sedangkan Prof.Dr.Ir.Mohhamd Mahmudi, M.S merupakan Profesor Aktif ke 171 dari Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan ( FPIK) dan ke 301 di UB, sedangkan Prof.Dr.Eng.Mega Nur Sasongko ,ST.,MT dan Prof .Dr Eng.Widya Wijayanti , St.,MT keduanya dari Fakultas Tehnik merupakan Profesor ke 302 dan 303, jelasnya.
“Ke -empat profesor ini nantinya bakal dikukuhkan dalam sidang senat akademik yang dipusatkan di gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya mulai hari Sabtu (19/11) dan Minggu (20/11),” ujar Kotok Guritno.
Prof.Dr.Hamidah Nayati Utami S.Sos merupakan Profesor bidang Manajemen sumber daya manusia menyampaikan artikel ilmiahnya berjudul Model Manajemen Sumber Daya Manusia Situasional pada Organisasi Bisnis di era perubahan cepat dan ketidakpastian. “Output dari tema ini adalah berguna bagi organisasi, perusahaan baik itu pysikis, kesejahteraan di tengah perubahan cepat dan ditengah ketidak pastian seperti saat ini,” katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, El Aris, Jumat (18/11).
Sedangkan Prof.Dr.Ir.Mohhamd Mahmudi, M.S yang merupakan Prof.bidang Manajemen sumber daya perairan FPIK lebih menekankan pada pendekatan nutrien yang berasal dari saraseh daun mangrove.
Sementara itu , Prof.Dr.Eng.Mega Nur Sasongko, ST.,MT lebih menyoroti pemanfaatan minyak goreng bekas yang menjadi bahan baku biodiesel.
“Minyak goreng bekas mengurangi dampak lingkungan akibat pembuangan minyak goreng bekas yang tidak termanfaatkan dan disisi lain akan menghasilkan manfaat secara ekonomi,” jelasnya.
Sedangkan Prof. Dr Eng.Widya Wijayanti, St.,MT lebih menfokuskan pada penguatan sumber energi non fosil.